Capres Joko Widodo (Jokowi) hari ini menghadiri acara talkshow di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah. Dia menjadi salah satu narasumber dalam sebuah talkshow bersama tokoh-tokoh senior Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam talkshow yang mengambil tema 'Peran antar-Elemen Bangsa: Dulu Kini dan Mendatang' tersebut juga dihadiri tokoh senior Muhammadiyah, yakni Malik Fajar, Syafiq A Mugni dan Ahmad Syafi'i Maarif.
Hal yang dipaparkan Jokowi di depan ratusan mahasiswa UMS mengenai
revolusi mental yang dimulai dari dunia pendidikan. Ia menjabarkan porsi
pendidikan yang proporsional untuk diterapkan.
Setelah itu,
Jokowi juga menjabarkan mengenai visi misinya di bidang militer, mulai
dari revitalisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sampai masalah
illegal fishing atau pencurian ikan di perairan Indonesia serta
solusinya.
"Jangan sampai negara merugi Rp 3 triliun (karena ilegal fishing), lebih baik beli satu pesawat," ucap Jokowi.
Jokowi juga banyak menyinggung tentang pengelolaan negara yang carut marut. Mulai dari sektor pendidikan, pengelolaan ekonomi, energi, pangan, pertanian, demokrasi, kebebasan pers hingga infrastruktur.
"Orang Singapura bilang, demokrasi saya adalah demokrasi jalanan. Tiap hari di jalan, blusukan. Pers silakan, bebas. Mau demo silakan, mau ngapain aja silakan. Tapi goal-nya harus mensejahterakan rakyat," ujarnya, Jumat (20/6/2014).
Jokowi juga menyinggung tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia. Menurutnya kekayaan alam tak ada gunanya jika sumber daya manusianya tidak diperhatikan.
"Kita harus menentukan dulu, negara kita ini mau kita jadikan negara apa. Negara agraris, atau apa?" ucapnya.
Jika sudah ditentukan, kata Jokowi, semua hal yang mendukung harus diarahkan kesana. "Kalau sudah ditentukan arahnya, pendidikan arahnya juga ke sana. Politeknik arahnya juga ke sana. Pembangunan sumber daya manusia semua kita arahkan kesana, semua harus fokus. Goal-nya adalah kesejahteraan rakyat," kata Jokowi
Lebih lanjut Jokowi berbicara
mengenai ketimpangan pembangunan yang terjadi di Indonesia. Melalui
grafik yang ditayangkan di layar besar, Jokowi menunjukkan betapa
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak diimbangi dengan pemerataan
pembangunan.
"Pertumbuhan ekonomi kita memang cukup baik
dibanding negara-negara lain, tapi ketimpangan pendapatan kita terus
meningkat," kata Jokowi.
Jokowi
memaparkan, ketimpangan pendapatan pada 2008 adalah 0,35. Namun, pada
tahun ini ketimpangan kesejahteraan antara si miskin dengan si kaya
tersebut sudah mencapai 0,41. "Ini sudah lampu merah," kata Jokowi.
Karenanya, apabila terpilih menjadi presiden, Jokowi
berjanji akan fokus membangun pemerataan ekonomi di seluruh wilayah di
Indonesia, dengan cara membangun sumber daya manusianya terlebih dahulu. [merdeka, republika,tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar