Jendral (Purn) Luhut Panjaitan sudah cukup lama mengenal Joko Widodo. Ia
mengaku punya banyak kisah menarik tentang sosok capres nomor urut 2
itu.
Luhut sudah 6 tahun lebih mengenal Jokowi. Perkenalan
keduanya berawal ketika Luhut ingin mencari partner di bisnis kayu yang
digelutinya.
"Perkenalan saya dengan Jokowi karena saya punya Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) di Nunukan, Kalimantan Utara," kata Luhut saat
menjadi nara sumber diskusi yang diadakan oleh Yehuda Gospel Ministry di
Kelapa Gading Trade Center, Jakarta Utara, Kamis (19/6/2014) malam.
"Anak
perempuan saya sedang sekolah di Inggris mengatakan jangan menjual raw
material. Eloknya finish product. Akhirnya saya cari siapa yang bisa.
CEO perusahaan saya Bambang Priambodo mengatakan, Pak ada teman saya
namanya Joko Widodo," kisah Luhut.
Luhut akhirnya bertemu dengan
Jokowi. "Datang lah seorang kurus kering Joko Widodo, pakai baju batik.
Saya masih ingat, duduknya masih culun," kenang Luhut yang kini menjadi
Tim Sukses Jokowi-JK itu.
Kepada Jokowi, Luhut menceritakan
berbagai permasalahan yang tengah dihadapinya. Singkat cerita, keduanya
sepakat untuk bekerja sama di bisnis kayu.
"Saya ceritakan
masalah saya. Kata Pak Jokowi, oh boleh Pak Luhut, saya juga pusing nih,
butuh kayu. Orang kayunya kayu spanyol, alias separuh nyolong. Jadi
jangan deh. Kalau bisa dapat yang legal. Begitu. Oke deh, kita kerja
sama," cerita Luhut.
Kerja sama yang dilakukan keduanya membuahkan hasil. Kata Luhut, saat
itu dirinya dan Jokowi mendapat untung sekitar Rp 3 sampai 4 miliar
dalam setahun.
"Sebenarnya itu investasinya kecil. Untungnya juga
setahun paling Rp 3 sampai 4 miliar. Jadi sebenarnya bukan bisnis saya.
tapi Pak Jokowi happy banget dengan jumlah untung segitu. Saya bilang,
oh syukur lah," imbuhnya.
Awal perkenalan itu lah yang membuat
Luhut dekat dengan Jokowi. Ia bahkan memutuskan menjadi Tim Sukses
Jokowi-JK meski sudah lama kenal dengan capres Prabowo Subianto.
"Saya
lihat Jokowi orang yang sederhana, jujur, bersahaja, tapi pinter. Dia
juga dari keluarga Islam yang benar," tutup Mantan Dewan Pertimbangan
Partai Golkar itu. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar