Di mana-mana, di kesempatan apa pun, capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) selalu ditarik-tarik untuk diajak foto bareng. Pun yang terjadi di sela syuting dialog bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014) malam. Pengusaha Kadin menyerbu Jokowi-JK untuk foto bersama.
Pemantauan di lapangan, pemandangan ini berbeda dengan apa yang terjadi ketika Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang bicara. Prabowo-Hatta cenderung lebih serius sehingga pengusaha tak banyak bergerak dari tempat duduk mereka. Prabowo-Hatta sempat berjalan untuk foto bersama, tapi tidak terlalu riuh.
Berbeda dengan Jokowi-JK. Begitu tiba di tempat dialog, mereka langsung diserbu pengusaha. Ada yang sekadar mengajak bersalaman. Tapi tak sedikit yang agak memaksa untuk foto bersama. Pengusaha memadati arena bahkan sampai kru televisi kesulitan meminta mereka duduk. Pasalnya, dialog disiarkan langsung Metro TV dan TV One.
Ketika Jokowi dan JK bicara, suasana juga lebih banyak diiringi canda. Jelas sekali Jokowi-JK mengedepankan dialog santai tapi serius. Alhasil, hampir semua penyataan pasangan capres-cawapres nomor urut dua ini selalu mendapat tepuk tangan. Situasi ini yang tak terjadi ketika Prabowo-Hatta berbicara.
Rencana Pemerintahan Jokowi-JK
Calon Presiden Nomor Urut Dua, Joko Widodo, menjelaskan tiga hal yang bakal dilakukan pemerintah Jokowi-JK untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketiga poin itu diterangkannya dalam acara Dialog Kadin bersama Capres-Cawapres 2014 di Djakarta Theatre, Sarinah, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Pertama, melakukan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurutnya, SDM berkualitas bakal berimbas kepada produktivitas yang baik, etos kerja yang ciamik, dan meningkatkan daya saing.
Kedua, pembangunan infrastruktur. Pemerintah harus mendorong hingga bisa disosialisasikan dengan cepat akar masalah di lapangan seperti pendanaan, perizinan, dan pembebasan lahan.
"Itu sebenarnya mudah, asal lapangannya diketahui dengan baik," kata Mantan Wali Kota Surakarta itu.
Hal terakhir yang bakal dilakukan pasangan nomor urut dua itu yakni perbaikan regulasi. "Banyak perda (peraturan daerah) yang tidak pro pada investasi dan dunia usaha. Ini yang harus dipotong-potong dari atas," terangnya.
Perizinan Dipermudah
Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengatakan seharusnya perizinan investasi dilakukan satu pintu secara online atau menggunakan jaringan internet sehingga tidak ada keruwetan lagi.
"Investor sektor kelistrikan banyak sekali, tapi keluhannya memang perizinan di pusat dan daerah ruwet," ujar Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi pada dialog Kadin Indonesia dengan Capres-Cawapres di Jakarta, Jumat.
Karena selama ini prosesnya ruwet atau rumit, katanya, untuk memperoleh izin saja bisa sampai setahun.
"Mestinya perizinan satu pintu secara online dilakukan, jadi mengurus IMB bisa dari rumah, SIUP juga. Izin itu cuma satu lembar kertas ada tulisannya, ada nama, alamat, industri apa, lalu ditandatangani harusnya semenit dua menit bisa," kata dia.
Hal tersebut dapat dilakukan asal ada niat dari pemerintah untuk memangkas birokrasi perizinan menjadi sederhana.
"Kalau tidak ada niat, sampai kapan pun seperti ini," ujar dia.
Selain itu, Jokowi menyinggung industri terutama pelabuhan domestik selalu terlambat pembangunannya. Contoh di Jakarta selalu antre kontainer.
"Lalu pembangunan kawasan industri dengan infrastruktur yang baik kita tidak mengejar," kata dia.
Masalah kelistrikan juga terjadi di Kalimantan yang terkadang listriknya padam dua hingga tiga kali sehari.
"Padahal di situ ada batu bara. Mestinya energi ini dipakai untuk mendukung industri dalam negeri, baru diekspor," ujar dia.
Jokowi-JK Optimis Pertumbuhan Ekonomi > 7%
Capres Jokowi optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tujuh persen. Menurutnya Indonesia memiliki peluang yang cukup besar.
"Bahwa masalah-masalah yang ada kita ketahui, misalnya pembangunan SDM, masalah infrastruktur dan kemudian berkaitan dengan yang disampaikan tadi," kata Jokowi.
Menurut Jokowi saat ini tinggal melanjutkan keputusan di lapangan dengan memutuskan agar diketahui lebih cepat.
"Terbuka pintu dan semua bisa masuk ke masalah yang kita selesaikan tadi. Dunia usaha punya kesempatan, kita ingin menjadi bangsa besar dan bangsa pemenang," paparnya.
Sementara itu, Cawapres Jusuf Kalla mengatakan, suatu negara harus kompak walaupun mempunyai batasan dan transparan bagaimana ingat yang baik.
"Tugasnya pengusaha bangun pemerintah juga, kita enggak bisa jalan sendiri, ini negara dibangun karena dibayar pajak pengusaha. Kita satu, kita ada kepentingan, semua ada prioritas. Semuanya, industri, sumber daya, kita harus kompak," tegas dia.
Berantas Mafia Migas
Jokowi-JK juga berkomitmen untuk memberantas mafia migas. Caranya, akan dibangun kilang minyak dalam negeri. JK mengatakan, pembangunan kilang minyak tidak sulit.
''Itu semua permainan mafia-mafia,'' kata JK.
Menurut dia, pihaknya akan membangun kilang pada tahun pertama apabila terpilih. Tujuannya, agar mafia minyak bisa terberantas. Selain itu, dia akan melakukan konversi BBM ke BBG dengan waktu tiga tahun. Hal itu melihat pengalamannya konversi dari minyak tanah ke elpiji 3 kg.
Masalah smelter, kata JK, setiap perusahaan mineral harus membangun sebelum mengekspor. Alasannya, sudah cukup mengimpor bahan mentah ke luar negeri. ''Bolong-bolong tanah hanya angkut tanah ke luar,'' jelas dia.
Jokowi Minta Dubes Jadi Marketing
Jokowi juga meminta agra para duta besar di setiap negara menjadi promotor ekspor di setiap negara di mana mereka ditempatkan. Ini perlu dilakukan agar Indonesia lebih agresif mendorong ekspor, selain melakukan proteksi terhadap pasar dalam negeri.
"Dubes kita di luar ini kita harus produktifkan. Mereka tidak hanya diplomasi politik, 80% bahkan 90% harus diplomasi dagang yang mereka ketahui. Mereka harus tahu potensi daerah apa, harganya berapa, siapa yang harus ditelepon di negara mereka ditempatkan," kata Jokowi.
Ia juga meminta agar para duta besar mengetahui potensi ekspor apa yang bisa dilakukan Indonesia ke negara-negara sahabat hingga ke harga-harganya. Jokowi ingin para dubes menguasai betul potensi dagang di negara tersebut untuk memperluas negara tujuan ekspor.
Hal itu penting dilakukan karena Indonesia punya banyak produk yang sebetulnya bisa diekspor, misalnya produk kerajinan, jamu sebagai obat herbal., hingga mebel.
"Hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pameran ini negara harus hadir," kata Jokowi.
[Metro TV]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar