Politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan mendatangi Bareskrim, Mabes
Polri, Jakarta Selatan. Dia melaporkan isu transkrip rekaman pembicaraan
antara Jaksa Agung Basri Arief dengan Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri.
Pantauan merdeka.com, Senin (23/6/2014), Trimedya
datang sekitar pukul 11.15 WIB memakai pakaian kemeja merah bersama tim
pemenangan Jokowi-JK.
Trimedya mengatakan, pihaknya merasa dirugikan
atas beredarnya transkip tersebut.
"Kedatangan hari ini mewakili
Bu Mega melaporkan soal pembicaraan transkrip pembicaraan antara Jaksa
Agung dan Bu Mega. Sesuai dengan janji kita dengan bareskrim kita akan
melaporkan," ujar Trimedya kepada wartawan di lokasi.
Lebih
lanjut, dia melaporkan pemfitnahan itu kepada media online Inilah.com
dan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf. Dia berharap laporan hari ini
polisi dapat mengusut kasus tersebut.
"Inilah.com itu
perusahaannya. Siapa yang bertanggung jawab di sana biar jadi urusan
polisi. Kan pasti ada yang tanggung jawab. Pemred, editor, redaktur.
Karena soal seperti ini tidak bisa dibiarkan," imbuhnya.
Sebelumnya,
sekumpulan mantan aktivis yang tergabung dalam Progres 98, Rabu (18/6/2014),
menyambangi Kejaksaan Agung (Kejagung). Mereka menyampaikan surat
klarifikasi terkait bocoran transkip rekaman pembicaraan antara Jaksa
Agung dengan orang nomor satu PDIP.
Isi pembicaraan itu diduga
meminta pihak kejaksaan agar tak menyeret calon presiden Joko Widodo
(Jokowi) ke dalam kasus korupsi TransJakarta senilai Rp 1,5 Triliun.
Ketua
Progres 98 Faizal Assegaf mengaku mendapat transkrip itu dari salah
seorang anak buah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang
Widjojanto. Anggota KPK itu juga sempat memperdengarkan rekaman digital
pembicaraan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jaksa Agung
Basrief Arief.
"Transkrip ini diberikan oleh utusan Bambang
Widjojanto 6 juni sore waktu kami ke KPK," kata Faizal di Kejagung,
Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2014).
"Saya bertanggungjawab (atas
rekaman itu). Soal palsu atau tidak itu makanya harus dibuktikan. Utusan
KPK itu tidak mau menyebutkan namanya, bajunya putih ada tulisan KPK,"
paparnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar