Dukungan Joko Widodo (Jokowi) bagi kemerdekaan Palestina rupanya tidak bertepuk
sebelah tangan. Rakyat Palestina ternyata telah mengenal sosok dan sepak
terjang calon presiden Jokowi. Tak hanya dikenal sebagai sosok
yang secara tegas mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, di mata rakyat
Palestina, Jokowi ternyata juga dikenal sebagai tokoh yang sudah lama
menjalin hubungan persahabatan dengan mereka.
Jauh sebelum
pilpres digelar, misalnya, Jokowi pernah mengundang timnas Palestina ke
Solo untuk menjalani pertandingan persahabatan. Ketika masih menjabat
sebagai Wali Kota Solo, Jokowi pun telah sering membantu rakyat
Palestina.
"Saya merupakan salah satu fans Pak Jokowi. Kami sudah
lama bekerja sama. Pak Jokowi sudah menunjukkan dukungannya untuk
Palestina jauh sebelum pilpres, tepatnya saat ia mengundang timnas
Palestina ke Solo untuk pertandingan persahabatan," ujar Fariz N.
Mehdawi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, dalam siaran pers seperti
dilaporkan Antara, Minggu 22 Juni 2014 kemarin.
Makanya, tidak
mengherankan ketika Jokowi berulang ke-53, Sabtu 21 Juni kemarin, rakyat
Palestina di Ramalah secara khusus mendoakan Jokowi. "Kami selalu
berharap dukungan dari para pemimpin bangsa ini untuk pembebasan
Palestina, seperti yang ditunjukkan oleh proklamator Indonesia Bung
Karno," lanjut dia.
Di mata Fariz, Jokowi merupakan sosok yang
sederhana, jujur, merakyat yang tidak ada bedanya dengan rakyat
Indonesia lainnya. Menurut Faris, justru disitulah kelebihannya "the
secret of leaders" yang menjadi kelebihan Jokowi. Karena itulah Fariz
mendoakan agar Jokowi bisa menjadi presiden Indonesia.
"Dia sama
seperti saya, seperti kalian. Negeri ini dapat menghasilkan 250 juta
pemimpin, bukan hanya satu. Kalian menyeyanginya karena dia mirip
kalian, seperti semua orang, bukan karena dia berbeda. Perbedaannya
adalah dia tidak berbeda dengan orang lain," jelas Fariz.
Seperti
diberitakan, ketika tampil dalam debat capres ketiga dengan tema
politik internasional dan ketahanan nasional, Jokowi menegaskan sikapnya
akan mendukung kemerdekaan Palestina dan mendukung penuh agar bangsa
jajahan Israel tersebut menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). [merdeka]
Konfirmasi Kantor Berita Antara:
Lembaga Kantor
Berita Nasional (LKBN) Antara tidak pernah menyiarkan berita berjudul
"Rakyat Palestina Doakan Jokowi" meskipun sempat tayang melalui portal
daerah Antaranews Biro Sulawesi Selatan
"www.antara-sulawesiselatan.com".
Pemimpin Redaksi LKBN Antara Akhmad Kusaeni di Jakarta, Senin, mengatakan portal www.antara-sulawesiselatan.com diretas (spoofing)
orang yang mengunggah sebuah berita seolah-olah mengutip siaran pers
dari Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N. Mehdawi.
"Spoofing" adalah penggunaan akses tidak sah kepada sistem portal Antaranews Biro Sulawesi Selatan.
Dalam siaran pers itu Dubes Fariz seolah-olah menyatakan bahwa
rakyat Palestina sangat menyayangi calon presiden Joko Widodo (Jokowi)
dan mendoakan keberhasilannya memenangkan Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
Hal tersebut disampaikan Fariz bertepatan dengan ulang tahun Jokowi pada
21 Juni 2014.
"Wartawan LKBN Antara tidak pernah membuat berita berjudul itu,
tidak pernah menyiarkannya, dan tidak pernah mewawancarai Dubes
Palestina," katanya.
Menurut Kusaeni, pihaknya sudah melacak jejak berita tersebut
dan memastikan ada pihak-pihak tertentu di luar LKBN Antara yang membuat
dan menyiarkannya secara ilegal.
"Sekali lagi, kami menyatakan tidak pernah membuat dan menyiarkan
berita tersebut. Kepada pihak-pihak yang dirugikan terkait berita
ilegal tersebut kami menyampaikan maaf sebesar-besarnya," katanya.
Ia mengaku sudah memberikan klarifikasi atas berita tersebut dan
meminta maaf langsung kepada Dubes Palestina Fariz N Mehdawi.
"Kami juga mengimbau mitra media massa dan pengguna media sosial
untuk tidak menyebarkan berita ilegal tersebut untuk kebaikan negara
sahabat Indonesia, Palestina dan pihak-pihak terkait lainnya," kata
Akhmad Kusaeni. [antara]
Berita Yang Benar :
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N. Mehdawi menegaskan
pemerintah dan rakyatnya bersikap netral dan menghormati pasangan calon
presiden dan wakil presiden yang akan mengikuti pemilihan 9 Juli
mendatang. "Kami akan menghormati pilihan yang dijatuhkan rakyat
Indonesia," katanya kepada kantor berita Antara, Senin (23/6/2014).
Fariz mengatakan pihaknya merasa senang dengan diangkatnya isu
Palestina dalam debat yang ketiga pada Ahad malam, 22 Juni 2014. Hal
itu, menurut dia, menunjukkan komitmen bangsa Indonesia yang tidak
berubah sejak era pemerintahan Presiden Soekarno.
"Namun, kami tidak ingin melihat diri kami sebagai faktor yang memisahkan, melainkan sebagai faktor yang menyatukan," katanya.
Dalam debat capres putaran ketiga dengan tema politik internasional dan
keamanan nasional yang disiarkan sejumlah stasiun TV swasta nasional
itu, calon presiden Joko Widodo menyatakan dukungannya pada kemerdekaan
Palestina dan keanggotaan negara berdaulat Palestina di Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Menurut Dubes Fariz, pemerintah dan rakyat
Palestina mensyukuri dukungan kuat pemerintah, parlemen, partai-partai
politik, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa serta
kalangan mahasiswa dan aktivis lembaga swadaya masyarakat di Indonesia
selama ini.
Dalam konteks bantuan kemanusiaan bagi rakyat
Palestina, berbagai pihak di Indonesia senantiasa mengulurkan tangan
mereka. "Termasuk Partai Gerindra, yang mengusung Prabowo sebagai calon
presiden, pernah memberikan donasi Rp 500 juta ketika Israel menginvasi
Gaza beberapa waktu lalu," katanya.
Di mata Fariz, dukungan dan
komitmen Indonesia pada Palestina yang merdeka dan berdaulat itu tidak
pernah berubah dan senantiasa kuat sejak era Soekarno, Soeharto, B.J.
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang
Yudhoyono.
"Semua mendukung kemerdekaan Palestina. Saya
berharap kebijakan ini tidak berubah. Kami pun tidak ingin isu Palestina
ini menjadi isu kontroversial," katanya.
Dalam konteks
perjuangan kemerdekaan Palestina, masyarakat internasional yang
mendukung Palestina tidak hanya datang dari kalangan muslim tetapi juga
kristiani dan pemeluk agama-agama dan kepercayaan yang lain. "Masalah
Palestina ini juga menyangkut isu keadilan," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar