Prof Dr Tamrin Amal Tomagola menyebutkan calon presiden Joko Widodo
(Jokowi) mematahkan berbagai persepsi negatif mengenai pemahamannya
atas politik luar negeri dan pertahanan negara dalam debat capres pada
Minggu malam kemarin.
"Ternyata Jokowi begitu lancar mengartikulasikan visi, misi dan
programnya mengenai politik luar negeri dan pertahanan," ujar Sosiolog
Universitas Indonesia, Prof Dr Tamrin Amal Tomagola, Senin (23/6/2014).
Dia melihat, Jokowi sangat tenang menjelaskan hal-hal makro
struktural mengenai politik luar negeri dan pertahanan, kemudian turun
pada tingkat operasional mengenai hal-hal yang mikro dan konkret. Sangat
berbeda dengan capres Prabowo Subianto yang tetap bermain di
awang-awang dengan hal-hal makro.
Misalnya, Jokowi menjelaskan geopolitik Indonesia yang berada di
antara dua samudera, Hindia dan Pasifik. Setelah itu Jokowi masuk pada
hal yang mikro dengan mengetengahkan konsepnya mengenai Indonesia poros
maritim dunia. Jokowi juga memiliki pandangan yang cukup luas mengenai
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.
"Hubungan dengan negara-negara tetangga misalnya, memang baik Jokowi
maupun Prabowo sama-sama menegaskan perlu dibangun di atas trust. Tetapi
Prabowo berhenti sampai di situ, sedangkan Jokowi memberikan contoh
bahwa penyadapan oleh Australia terhadap pejabat Indonesia membuktikan
tidak adanya trust tersebut," katanya.
Selain itu, Jokowi melihat hubungan antarnegara tidak hanya dibangun
melalui diplomasi politik pemerintah dan negara, tetapi juga perlu
dibangun melalui pendidikan dan diplomasi seni-budaya. Pemberian bea
siswa dan pengiriman misi seni dan budaya, merupakan perangkat diplomasi
untuk menjalin hubungan di tingkat masyarakat antara Indonesia dan
masyarakat negara-negara lain di dunia ini.
Juga mengenai konflik di Laut Tiongkok Selatan, ujar Tamrin, Jokowi
tetap berlandaskan pada prinsip politik bebas aktif. Sebagai sesama
negara ASEAN, Indonesia tentu berkontribusi dan memainkan peran, tetapi
tetap memperhatikan kepentingan Indonesia.
"Terus terang penampilan dan penguasaan Jokowi tentang politik luar
negeri dan pertahanan sungguh mengagumkan. Jokowi lancar menjelaskan
konstelasi dan konsep besar mengenai politik luar negeri dan pertahanan,
tetapi juga bisa menjelaskan secara rinci dan detil mengenai politik
luar negeri dan pertahanan tersebut," katanya.
Menurutnya, dalam debat tersebut Jokowi telah menampilkan diri
sebagai sosok yang tegas, apalagi menyangkut hal-hal yang prinsip
mengenai kedaulatan negara. Sikap tegas Jokowi tentu saja terpancar
dalam aura seorang Jawa-Solo, bukan sikap tegas dalam bahasa tubuh,
tekanan suara dan retorika. Sikap tegas itu termanifestasikan dalam
keberanian mengambil keputusan dan keberanian menerima risiko atas
keputusan tersebut, bukan sikap tegas yang sekadar termanifestasikan
dalam suara yang keras.
"Terus terang saya tidur nyenyak setelah mengikuti perdebatan Jokowi
dan Prabowo karena puas dengan penampilan Jokowi. Jokowi fasih
menjelaskan politik bebas aktif, sedangkan Prabowo menegaskan politik
bebas bocor," kata Tamrin Amal Tomagola. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar