Hasil pengukuran elektabilitas pasangan capres-cawapres oleh lembaga survei yang relatif berbeda-beda hingga kini memancing sorotan sejumlah pihak. Salah satu di antaranya, sebuah media di Australia The Sydney Morning Herald (SMH). Sejumlah lembaga survei tanah air dianggap sengaja menahan mengumumkan hasil surveinya karena kepentingan mendukung pasangan calon tertentu.
Atas hal itu, Jumat 27 Juni 2014 Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang juga disebut SMH memiliki kaitan dengan salah satu pasangan capres-cawapres angkat suara. Sebab, SMRC dianggap oleh SMH sebagai salah satu lembaga yang memiliki kaitan finansial dan filosofis dengan duet Jokowi-Jusuf Kalla.
CEO SMRC Grace Natalie menyatakan bahwa lembaganya terakhir merilis survei awal Mei 2014. "Setelah itu memang belum ada rilis," tegas Grace saat dihubungi Sabtu (28/6/2014).
Dia kemudian menjelaskan posisi lembaga yang dipimpinnya. SMRC, kata dia, adalah sebuah perusahaan. Karena itu, jika ada salah satu capres-cawapres yang membutuhkan jasa mereka untuk melakukan survei, posisinya adalah sebagai klien sebagaimana perusahaan pada umumnya.
"Kalau kubu Jokowi minta kami survei, ya kami survei. Kalau kubu Prabowo minta kami survei, ya kami survei juga. Nggak perlu pakai kaitan filosofis segala, namanya juga perusahaan," elaknya.
Grace menambahkan, cakupan survei yang dilakukan lembaganya juga luas, tidak melulu soal politik. Dia mencontohkan, sekitar dua bulan lalu lembaganya diminta untuk membantu membuat survei oleh sebuah TV swasta yang berencana memberikan penghargaan kepada aktor dan musisi. "Intinya, kerja kami ya profesional," kata mantan presenter TV itu.
Dalam ulasannya, SMH menulis persaingan antara Prabowo dan Jokowi terkini. Mereka menyatakan bahwa terdapat tiga lembaga survei kredibel di Indonesia yang telah menangkap selisih elektabilitas dua pasang capres terpaut semakin tipis. Selain SMRC, dua lembaga yang disebut SMH adalah CSIS dan Indikator Politik.
Tiga lembaga itulah yang dikatakan memutuskan tidak membuka hasil survei mereka karena memiliki kaitan dengan Jokowi. SMH menyatakan bahwa keputusan tidak mengungkap hasil survei tersebut karena khawatir dukungan ke Prabowo bakal semakin banyak.
Apakah SMRC akan mengajukan somasi" "Nggak lah. Kami ambil positifnya saja. Setidaknya, terima kasih SMRC sudah diberitakan dan disebut lembaga survei paling kredibel," kata Grace lagi.
Dia menjanjikan tidak lama lagi lembaganya melaksanakan survei dalam. "Tungguin saja. Moga-moga sebelum 9 Juli kami bisa survei elektabilitas para capres setelah kampanye," tuturnya. [jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar