Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga
Pribadi mengimbau, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDI-P Puan
Maharani untuk fokus memenangkan pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf
Kalla (JK) di Jawa Tengah (Jateng) bukan di luar Jawa. Sebab, Jateng
merupakan basis kuat PDI-P yang juga diincar kompetitornya yakni,
Prabowo-Hatta.
"Mestinya Puan, berkonsentrasi memobilisasi dukungan untuk pemenangan
Jokowi-Jusuf Kalla di basis terkuatnya. Bukan lantas lebih memilih
kampanye di luar Jawa," kata Airlangga, di Jakarta, Sabtu (28/6).
Menurutnya, dengan mengabaikan konsentrasi di Jateng justru
memperkuat spekulasi yang selama ini berkembang yakni, perpecahan di
tubuh PDI-P.
"Ada kesan kubu Puan setengah hati mendukung Jokowi-JK. Apalagi,
muncul pernyataan dari Prabowo Subianto, capres yang menjadi pesaing
Jokowi, bahwa jika dirinya menang, pihak lawan akan dirangkulnya untuk
masuk kabinet. Kabarnya Puan salah satu nominasinya," jelasnya.
Menurutnya, peran Puan sangat signifikan di Jateng mengingat, yang
bersangkutan merupakan caleg yang meraih suara yang cukup besar di
Indonesia. Artinya, jika Puan lengah di Jateng dan memprioritaskan suara
di luar Jawa bakal membuka celah bagi pihak kompetitor untuk merebut
suara pemilih di Jateng.
"Idealnya Puan lebih konsentrasi berkampanye di Solo. Apalagi kemarin
Prabowo berkampanye di Solo dan sekitarnya dengan 'all out' sampai
harus menginap. Kabar seperti itu perlu dinetralisir," jelasnya.
Selain Puan, Airlangga juga menilai, peran Ketum PDI-P Megawati
Soekarnoputri penting untuk meredam isu-isu tidak sedap yang berpotensi
merugikan pasangan Jokowi-JK. Peran Megawati sangat penting dalam
mengonsolidasikan partai.
"Megawati jelas harus turun tangan untuk mengonsolidasikan partai,
dan menegaskan bahwa saat ini misi utama PDI-P adalah memenangkan
Jokowi," kata Airlangga.
Terpisah, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Iding R Hasan
mengatakan, isu keretakan Puan dengan Jokowi bukan sekadar rumor yang
sengaja diembuskan sebab, kabar tersebut telah terekspos ke luar
sehingga dapat dimanfaatkan oleh kubu Prabowo dengan mengiming-iming
atau janji meminang Puan masuk kabinet jika Prabowo menang.
"Karena itu terlihat sekali Jokowi memang tidak terlalu banyak
bergantung pada PDI-P tetapi lebih banyak menggunakan relawan dan
sebagainya," katanya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar