Sejak pukul 19.00, massa pendukung pasangan capres dan cawapres
Jokowi-JK, setia menunggu di ballroom Sibec ITC Surabaya. Mereka menanti
kehadiran Joko Widodo yang dijadwalkan menghadiri Silahturahmi
Pengusaha Jatim dengan Calon Presiden Ir H Joko Widodo, “Berjuang Untuk
Kesejahteraan Rakyat”, Sabtu (28/6/2014).
Sibec yang berada di lantai Top Roof (TR) ITC Surabaya dipenuhi
Relawan Jokowi Presiden Jatim, masyarakat, dan para pengusaha Surabaya.
Mereka bertekad bulat memenangkan pasangan tersebut.
Sekitar pukul 22.00, Jokowi tiba-tiba muncul dari tempat yang tak
diduga pendukungnya. Awalnya, para pendukung itu sudah menyiapkan
barikade pengamanan super ketat, baik dari Satuan Pengamanan ITC dibantu
petugas kepolisian. Bahkan seluruh pendukung menunggu Jokowi dengan
mengamati suara sirine kendaraan patroli pengawal (Patwal), layaknya
seorang pejabat. Nyatanya, Jokowi yang didampingi pengamanan khusus yang
disediakan negara, muncul dari parkir mobil. Bahkan tak ada yang
menduga hal itu.
Tentu saja, massa pendukungnya yang sudah menunggu selama tiga jam,
merangsek tokoh asal Solo tersebut. Bahkan petugas pengamanan khusus
Jokowi tak mampu menghalau massa yang mengerubuti pria berbadan kurus
dengan hem lengan panjang kotak-kotak dipadu celana hitam tersebut. Ada
yang sekadar bersalaman, ada yang mengajak foto bersama bahkan ada yang
sekadar menyentuh tubuh Jokowi.
Pengamanannya terbilang kacau, namun Jokowi tetap tenang tak bereaksi. Dia hanya melemparkan senyum khasnya saja.
Begitu juga saat di dalam ruangan, Jokowi tetap jadi idola dan
dikerubuti massa. Pihak MC berkali-kali menegur massa untuk menempati
kursinya agar segera memulai acara, tetap saja tak digubris.
Hadir pada acara itu Bambang DH dan Indah Kurnia, dua tokoh asal PDI
Perjuangan, Effendi Choiri alias Gus Coy tokoh NasDem serta beberapa
pengusaha Surabaya. Pada kesempatan itu, Jokowi hanya menyediakan waktu 1
jam untuk bertemu para pendukungnya. Sebab, sejak pagi, acara Jokowi
sangat padat. Sebelum ke Sibec, sore hari, Jokowi harus menyapa
pendukungnya di Stadion Tambaksari, lalu malamnya mengikuti sholat
tarawih di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya dan diteruskan mengunjungi
kantor media besar di kawasan Jl A Yani.
Dalam sambutannya, perwakilan pengusaha Surabaya Joko Saputra Jaya
menegaskan para pengusaha Surabaya siap mendukung dan mengantar Jokowi
menjadi Presiden RI. Namun pihaknya minta kepada Jokowi untuk tetap bisa
menciptakan iklim yang kondusif. Tujuannya agar para pengusaha tetap
bisa menjalankan kelangsungan usahanya demi bangsa dan negara. Jokowi
juga diharapkan mampu menghilangkan diskriminasi.
Sementara Jokowi senang bisa hadir pada acara yang digagas para
pengusaha itu. Sebab, pengusaha besar maupun kecil sudah jelas
memberikan kontribusinya kepada bangsa. “Republik ini dibangun, bukan
atas nama suku, agama dan ras. Republik ini dibangun sudah sesuai dengan
amanat UU. Untuk membesarkan bangsa ini, memang butuh kedewasaan, bukan
pertentangan atau permusuhan. Nah untuk memilih pemimpin itu bukan
karena siapa dia, tapi yang dilihat apakah bisa menyelesaikan masalah,”
tegas Jokowi yang mengaku berwajah desa tapi memiliki otak
internasional.
Jokowi juga mengaku, terkait dunia usaha, khususnya ekspor-import,
dirinya selalu dilecehkan. Padahal dia mengaku sudah 28 tahun hidup di
dunia itu, dan sudah pasti mengerti tentang hal tersebut. Hal ini
membuktikan kalau negara ini sangat butuh pembangunan manusianya agar
lebih produktif dan tak dilecehkan negara lain. Karena itu, Jokowi
berjanji, kalau dirinya dipercaya menjadi presiden, akan siap melakukan
pembangunan manusia Indonesia, selanjutnya melengkapi infrastruktur yang
tertinggal.
“Ingat, kalau saya jadi presiden, seluruh menteri akan saya target
kerjanya. Jika dalam dua tahun tak mampu menyelesaikan targetnya, ya
kita ganti. Kan banyak orang pinter yang rebutan ingin jadi menteri,”
janji Jokowi.
Sementara saat ditanya oleh salah seorang pendukungnya yang diduga
nasabah Bank Century, Jokowi sempat tak bisa menjawab tantangan
tersebut. Jokowi ditantang harus bisa menyelesaikan kasus Century. Namun
Jokowi justru menjawab kalau kasus-kasus lama itu harus ada
penyelesaian atau kepastian hukumnya agar tak berlarut. “Seperti kasus
pelanggaran HAM, semua harus tuntas, siapa pelakunya agar dikemudian
hari tak lagi diungkit,” kata Jokowi menjawab tantangan penyelesaian
kasus Century. [centroone]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar