Ketua Umum Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto mengatakan Joko Widodo (Jokowi) sebaiknya segera meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk berkonsentrasi sebagai Calon Presiden (Capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Hal itu dikemukakan oleh Sugiyanto saat dihubungi Harian Terbit, Kamis (3/4/2014), menanggapi hal yang berbeda dari kebiasaan Jokowi. Dimana, kemarin Jokowi tiba-tiba mendatangi ruangan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di lantai dua Balaikota DKI Jakarta yang biasa Ahok yang dipanggil ke ruangan Jokowi.
Sugiyanto melanjutkan, sinyal lain Jokowi ingin meninggalkan DKI Jakarta juga terlihat dari tidak ditunjukan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta yang sudah hampir satu tahun kosong sejak Fajar Panjaitan mengundurkan diri sebagai Sekda DKI pada April 2013. “Jokowi sudah tidak peduli lagi dengan Jakarta. Sekda belum ditunjuk, jadwal blusukan tidak dipublikasi dan masyarakat jadi korban,” ujarnya.
Sugiyanto menjelaskan, dalam UU Pilpres, memang Jokowi harus minta izin kepada presiden apabila ingin maju sebagai Capres. Namun, tambah Sugiyanto, Presiden bisa saja tidak mengizinkan pencapresan Jokowi sebagai upaya agar Jokowi mundur sebagai Gubernur DKI. ” Tidak mengijiknan memang melanggar UUD, tapi amat masyarakat jakarta memilih Jokowi menjadi Gubernur untuk masa jabatan 5 tahun juga berdasarkan UU. Disini kepastian hukum yang harus dipertegas, Oleh karena itu jawabannya adalah Jokowi sebaiknya segera mundur dari Jabatan Gubernur DKI Jakarta saat ini, ” pungkas Sugiyanto.
Sejak pencapresan Jokowi dideklarasikan oleh PDIP, Jokowi diisukan terus mempersiapkan Ahok menjadi gubernur di Jakarta. Hal ini terlihat kala Jokowi mengajak Ahok blusukan ke beberapa titik di Jakarta beberapa waktu lalu. Blusukan tersebut dimaknai beberapa pihak sebagai cara Jokowi mendidik Ahok untuk menggantikan dirinya yang santer dikabarkan bakal segera mundur dari jabatannya di DKI.
Namun, dalam pertemuan selama 25 menit itu, Jokowi membantah melakukan persiapan untuk mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI dan memberikan arahan kepada Ahok agar mempersiapakan diri menggantikan posisinya sebagai orang nomor satu di Ibukota negara Indonesia ini. Jokowi mengaku, pertemuan tersebut untuk berkoordinasi tentang banyak hal terkait persoalan Jakarta.
“Bahas banyak soal waduk yang mau dibangun. Ngomang- ngomong soal sampah, waduk, ya saya sampaikan kita jangan terjebak dengan rutinitas. Kalau ada masalah, harus diperbaiki, dirombak,” kata Jokowi usai pertemuan di depan ruangan Ahok.
Jokowi mengatakan tak hanya kali ini ia ke ruangan Ahok. Ia sudah sering bolak-balik kantor Ahok setiap ingin berkoordinasi. Ia berdalih pertemuan tersebut murni pekerjaan dan bukan soal koordinasi pengalihan jabatan Gubernur. “Apanya yang mengarahkan? Ini menyiapakan administrasi hal-hal yang mau dilakukn misalnya yang berkaitan manajemen sampah, pembangunan waduk, kerja kepala Dinas,” kilah Jokowi.
Sumber :
Harian Terbit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar