Kandidat tunggal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak akan mengubah gaya blusukannya, walaupun sempat beredar kabar mengenai ancaman pembunuhan dirinya. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengetahui secara khusus adanya ancaman fisik kepada capres tertentu.
"Kita akan tetap bertemu rakyat, bertemu warga, masalah keamanan sudah ada yang urus," katanya saat meresmikan Posko Media JKW4P di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/4/2014).
Jokowi mengaku, bila dirinya belum pernah mendapatkan ancaman serius. Bahkan ia merasa tidak perlu melakukan hal berbeda saat adanya ancaman tersebut.
"Apa dengan ancaman gini kemudian saya sembunyi? Nggak mungkin," tuturnya.
Sejak pendeklarasian dirinya menjadi capres pada Jumat (14/3/2014), memang pengamanannya dilipatgandakan. Tambahan personel pengamanannya ini didatangkan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.
SBY sempat menyatakan bahwa ancaman itu merupakan informasi yang akurat. Karena itu, dia mempercayai hal yang sama bahwa sebagai calon presiden tentunya harus menerima penambahan pengamanan. Selain masalah pengamanan, Jokowi juga mengomentari soal kerawanan data Pemilu 2014 mendatang.
Indikasi yang disoroti Jokowi adalah soal rawannya sistem informasi teknologi (IT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak mendapatkan pemutakhiran signifikan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi terkini.
"Selain itu, masih ditemukan masalah dalam urusan logistik dan distribusi surat serta kotak suara yang memungkinkan terjadinya manipulasi suara di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014," tutur Jokowi.
Lalu, pelibatan oknum aktor keamanan dalam proses pemilu 2014 yang dapat memicu ketegangan di wilayah tertentu, seperti Aceh, Poso, NTB, Maluku dan Papua.
"Karena itu diharapkan kerjasama semua pihak untuk memastikan Pemilu 2014 dapat dilaksanakan secara demokratis, jujur dan adil yang antara lain akan ditandai oleh netralitas aktor keamanan," tutupnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar