Meskipun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi memiliki
tingkat elektabilitas yang unggul di sejumlah survei, namun Jokowi
dianggap masih perlu membuktikan kapabilitasnya. Hal itu dinilai layak
dipaparkan Jokowi maupun partai penyokongnya Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) pada kampanye-kampanye mereka.
“Soal isu yang dimunculkan sama sekali tak memunculkan substansi,”
kata pengamat komunikasi politik Effendi Gazali Universitas Indonesia
(UI) di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (3/4/2014).
Oleh karena itu, menurut Effendi, Jokowi dan timnya juga perlu
merespons iklan “Kutagih Janjimu”, yang hanya diputar di beberapa
stasiun televisi, yang dianggap 'menyentil' Jokowi yang sudah mau
menjadi calon presiden meskipun belum menyelesaikan tugas sebagai
Gubernur DKI Jakarta.
Effendi menanggap hasil survei Populi Center yang menunjukkan
elektabilitas Jokowi masih tinggi mengatakan, Jokowi masih perlu
menjelaskan isu-isu yang relevan di masing-masing daerah dan itu bisa
dilakukan melalui iklan maupun kampanye. Calon presiden, kata dia juga
harus mampu meyakinkan kapabilitas menjawab isu-isu beragam tersebut.
Effendi mencontohkan iklan dan penekanan isu kampanye tim Presiden
Amerika Serikat Barack Obama misalnya, berbeda di tiap negara bagian.
Bahkan di tiap county atau unit wilayah yang lebih kecil. Hal
yang sama juga bisa dilakukan di Indonesia, sebab isu penting di satu
daerah belum tentu menjadi masalah bagi daerah lain.
“Kalau (Jokowi) menerima mandat kita sudah tahu, tapi gagasan, misal dikaitkan dengan isu belum,” katanya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar