Kubu Jokowi-Jusuf Kalla (JK) angkat bicara soal jenderal dan pasukan
tempur di media sosial yang diterjunkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
untuk memenangkan Prabowo-Hatta. Kubu Jokowi-JK menduga, pasukan cyber
tersebut merupakan 'tentara' bayaran.
"Ya jelas dong (mereka dibayar). Apalagi coba," kata Budiman
Sudjatmiko kepada merdeka.com di Media Center Jokowi-JK, Jalan Cemara No
19, Menteng, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Kubu Jokowi-JK, kata dia, tak gentar terhadap pasukan tempur PKS, Gerindra dan PAN di media sosial itu . Menurutnya, tak ada yang istimewa dari hal itu.
"Kami tidak merasa tergertak, biasa saja. Tidak ada suatu yang
istimewa, biasa saja. Barangkali mereka punya banyak duit. Silakan
saja," katanya.
Pihaknya mengaku juga memiliki pasukan cyber di media sosial. Namun, hal itu datang dari inisitif relawan dan tidak dibayar.
"Inisiatif saja dari relawan soal tim pemenangan di media sosial.
Cuma ingat asalkan jangan dibayar. Misalnya saya sebagai ketua tim
pemenangan di daerah? Tinggal inisiatif saja tanpa diarahkan," katanya.
Seperti diketahui, PKS menerjunkan pasukan tempur di media sosial
untuk memenangkan dan mengkampanyekan Prabowo-Hatta. Dari 100 ribu
pasukan cyber yang sudah ada saat ini, 12 di antaranya merupakan
komandannya alias jenderal.
Selain PKS, Gerindra dan PAN juga ikut andil menerjunkan pasukan tempur di media sosial. [dan/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar