Tim sukses calon presiden dan wakil presiden dari poros koalisi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo - Jusuf Kalla membentuk tim
Bravo lima untuk menangkal seputar kampanye hitam menyangkut isu SARA
yang kerap diarahkan kepada Jokowi. Tim yang terdiri dari lima orang
ini akan berkeliling ke sejumlah pondok pesantren untuk memastikan isu
seperti itu tidak mempengaruhi citra Jokowi di kalangan santri dan kiai.
Hari
ini, Jumat, 6 Juni 2014, tim itu menyambangi Pondok Pesantren Al-Islam
Kota Yogyakarta. Tim yang beranggotakan, antara lain, mantan Menteri
Luar Negeri dan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa, Alwi Shihab, dan
Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan itu,selama masa kampanye
pemilihan umum presiden akan berkeliling ke sejumlah pondok pesantren di
wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Menurut Alwi, Tim ini
akan bergerak memberi pemahaman melalui dialog bagi warga pesantren
tentang sosok Jokowi yang selama ini kerap disudutkan dengan isu miring
berbau agama yang diduga dihembuskan tim lawan dari kubu calon presiden
Prabowo Subianto dan partai pengusungnya. Prabowo sendiri diusung partai
seperti Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan
Sejahtera,Partai Persatuan Pembangunan, serta Partai Bulan Bintang.
"Kampanye
hitam berbau agama yang menyerang Jokowi selama ini harus dilawan
dengan memberikan pengertian dan fakta yang sebenarnya," kata Alwi
dihadapan ratusan santri dan warga yang berjubel di pondok pesantren
Al-Islam.
Perlawanan atas kampanye hitam yang mengusung sentimen
agama itu dinilai penting, bukan sekedar untuk memenangkan Jokowi dan JK
sebagai presiden dan wakil presiden. Perlawanan ini dilakukan lebih
untuk menjaga keutuhan bangsa dari potensi perpecahan akibat isu agama
yang diduga sedang digencarkan kelompok tertentu yang menyusup dalam
kubu Prabowo.
Alwi menuturkan, sasaran kampanye hitam berbau
keagamaan pada Jokowi ini memang difokuskan di wilayah Jawa. Karena
menurutnya modal gerakan kelompok Wahabi banyak terkonsetrasi di Jawa
dalam berbagai bentuk. Seperti pemberian beasiswa pada santri, pembuatan
media, atau embel-embel materi lainnya. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar