Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap agar Gubernur DKI Non-Aktif Joko Widodo tidak terpilih dalam pemilihan presiden mendatang.
Ia mengaku masih ingin melihat Jokowi menjabat sebagai gubernur, dan kembali melakukan blusukan. Hal itu dikatakannya saat menanggapi pertanyaan para wartawan yang menanyakannya seputar kapan ia akan melakukan blusukan, mengingat sejak ia mulai menjabat sebagai Plt Gubernur per 1 Juni, belum sekali pun ia melakukan blusukan seperti yang sering Jokowi lakukan.
"Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak terpilih supaya dia kembali lagi. Mudah-mudahan Pak Jokowi gagal, jadi balik lagi jadi gubernur. Supaya ada yang blusukan. Jadi kalian tidak mendesak saya untuk blusukan," katanya di Balaikota Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengaku, ia cukup sering membaca berita. Ia pun mengibaratkan hal tersebut dengan blusukan karena dengan membaca berita ia akan dapat tahu berbagai permasalahan yang ada.
"Aku baca berita kalian lho. Jadi enggak perlu blusukan karena baca berita sudah kayak blusukan kan. Kalau aku blusukan malah enggak kerja nanti, malah makan melulu, ha-ha-ha," ujar pria asal Belitung itu. [kompas]
Saya bisa memahami Pak Ahok berbicara seperti itu. Pertama dia adalah kader 'wakaf' Gerindra jadi sudah sewajarnya dia tidak berkhianat kepada partainya dengan mendukung Pak Prabowo (hal yang juga diterima oleh Pak Jokowi sebelum nyapres). Kedua dia secara manusiawi sebagai seorang birokrat profesional yang tegas mengelola pemerintahan daerah tetap berharap keberadaan rekan kerja seorang tehnokrat aktualiser yang biasa merakyat di lapangan seperti pak Jokowi. Lagipula jika Pak Jokowi kalah toh dia masih diharapkan kembali jadi gubernur DKI. Pak Ahok sebagaimana Pak Jokowi adalah tokoh langka pengemban jabatan bukan sekedar pemangku jabatan apalagi pengemis jabatan. Tidak ada niatan dalam benaknya untuk jadi Gubernur DKI maka untuk menghindari prasangka buruk dan menepis kegalauan hatinya sebagai seorang single fighter wajar saja dia menyatakan harapannya seperti itu. Namun demikian sebagai seorang pengemban jabatan yang beragama (kristiani) sebagaimana pak Jokowi (Islam) dia pasti juga bisa menerima jika justru kejadian sebaliknya yang terjadi.
BalasHapus