Calon presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko
Widodo, mengatakan, jika terpilih menjadi presiden, ia akan memindahkan
beban jalur Pantai Utara Pulau Jawa ke transportasi laut dan jalur
kereta. Menurut dia, nantinya jalur Pantura hanya akan digunakan untuk
rute pendek dan jalur pribadi.
"Konsentrasikan ditribusi logistik
kepada kereta dan transportasi laut. Di mana pun seperti itu. Artinya,
nantinya akan terjadi biaya transportasi yang murah dan biayanya akan
lebih murah," katanya di sela-sela kampanye di Cirebon, Rabu (18/6/2014).
Menurut dia, jika ia terpilih nanti, jalur laut dan kereta akan
menjadi tumpuan distribusi logistik, bukan lagi jalur Pantura.
Jokowi
mengeluhkan kondisi jalur Pantura yang selama berpuluh-puluh tahun
tidak membaik. Menurut dia, masalah utama tidak pernah beresnya jalur
Pantura adalah karena beban jalan yang melebihi kapasitas atau overload.
"Itu tumpuan dalam rangka distribusi logistik. Oleh sebab itu, makanya
saya sampaikan berkali-kali, manajemen ditribusi logistik dikerjakan
dengan laut dan kereta, darat itu mestinya untuk pribadi dan rute-rute
pendek," tuturnya.
Gubernur DKI Jakarta non-aktif ini mengatakan percuma jika tiap tahun dilakukan perbaikan jalur Pantura. Sebab, beban kendaraan di jalur itu selalu bertambah.
Sebelumnya,
Kementerian Keuangan memotong anggaran Kementerian Pekerjaan Umum
sebesar Rp 22 triliun, menyusul instruksi presiden soal penghematan APBN
2014. Meski dipotong, Kementerian Perhubungan memastikan perbaikan
jalur Pantura akan terus dilanjutkan.
Kementerian PU tahun ini
mengalokasikan anggaran perbaikan untuk jalur Pantura sebesar Rp 1,8
triliun. Perbaikan dilakukan jelang arus mudik Lebaran tahun ini.
Kementerian PU menyatakan, dari dana Rp 1,8 triliun, baru Rp 600 miliar
yang digunakan untuk perbaikan Pantura Jawa Barat dan Rp 800 miliar
untuk Pantura Jawa Tengah. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar