"Ingsun titip tajug lan fakir miskin (saya titip masjid dan fakir miskin). Titip tajug berarti menitipkan moral dan akhlak. Yaitu sumber daya manusia Indonesia yang bermoral dan berakhlak," kata Sultan Sepuh saat menerima kunjungan calon presiden (capres) Jokowi di Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu (18/6/2014).
Jika presidennya bermoral baik, sambung dia, rakyatnya pun akan ikut bermoral baik. Sedangkan titip fakir miskin yaitu tidak lain untuk keadilan sosial, menyejahterakan masyarakat.
Masyarakat, lanjut dia, bisa sejahtera bila ada presiden yang benar-benar mengerti dan dekat dengan masyarakat.
Saat ini, lanjut Arief, sudah saatnya masyarakat Indonesia memiliki pejabat yang dekat dengan masyarakat. Karena pada dasarnya pejabat itu adalah pelayan masyarakat.
"Insya Allah nanti presidennya pun dekat dengan masyarakat," kata Arief yang disambut tepuk tangan riuh dari ribuan warga.
Arief pun berpesan kepada Jokowi untuk memerhatikan kebudayaan. "Sesuai dengan amanat konstitusi, pendidikan dan kebudayaan merupakan hal yang sangat penting," katanya.
Sayangnya, dana untuk bidang kebudayaan, baik dalam APBN maupun dalam APBD masih menempati urutan terbawah. Ini berbeda dengan pendidikan yang sudah memenuhi kuota 20% dari anggaran.
Padahal kebudayaan sangat penting karena menyangkut karakter dan sejarah bangsa Indonesia.
Sultan Sepuh pun berpesan kepada seluruh warga dan abdi dalem di lingkungan Keraton Kasepuhan untuk menggunakan hak pilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli. "Tidak boleh golput. Harus gunakan hak pilih," katanya.
Namun, lanjut Arief, keraton tetap bersikap netral. Arief hanya mengajak kepada seluruh masyarakat yang hadir untuk bersama-sama mendoakan Jokowi agar diberikan kesehatan, panjang umur dan sukses mencapai cita-citanya.
"Kami juga berharap Bapak Jokowi nanti tidak lupa dengan kami semuanya," kata Sultan. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar