Ketua Badan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum Keadilan (LBH Keadilan), Abdul Hamim Jauzie mengatakan pencalonan Hatta Rajasa sebagai wakil presiden akan terbebani dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Rasyid Rajasa, putranya. Alasannya, publik menilai hukuman bagi Rasyid teramat ringan sehingga memunculkan anggapan hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah (padahal dalam orasi debat caprenya, Hatta Rajasa akan membuat semua sama di depan hukum).
"Publik tentu merekam peristiwa kecelakaan yang melibatkan Rasyid," kata Abdul Hamim di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Abdul Hamim mengatakan insiden tersebut masih terekam kuat dalam ingatan publik. Karena itu, kasus ini akan menjadi catatan tersendiri bagi rekam jejak bagi Hatta yang mendampingi Prabowo Subianto sebagai kandidaat pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.
Menurut Abdul Hamim, rakyat sekarang sudah pintar. Setiap calon tentu akan dikritisi, termasuk kandidat lainnya mengenai kemungkinan ada tidaknya jejak kasus yang terkait atau bahkan melibatkan si calon. Karena itu, calon yang maju gelanggang, entah itu Jokowi, Prabowo, ataupun Jusuf Kalla.
Dia mengakui proses hukum terhadap Rasyid memang telah selesai. Tapi, publik kembali mengkritisi itu karena menganggap Rasyid mendapat vonis yang terlalu ringan. Apalagi kata dia, statusnya sebagai putra seorang menteri ketika itu.
Sebagian kalangan pun kata dia akan menilai, Rasyid seperti diistimewakan. Bila kemudian sekarang hal itu kembali ramai diperbincangkan, itu tak bisa dihindari. Misalnya, ketika debat putaran pertama, dimana Hatta Rajasa juga tampil, dan bicara tentang hukum yang tanpa pandang bulu, di media sosial, khususnya twitter, para pengguna jejaring sosial itu langsung mengkaitkannya dengan kasus Rasyid Rajasa.
"Saat itu kan polisi dan Hatta Rajasa dinilai seperti menutup rapat informasi keberadaan Rasyid hingga beberapa hari. Begitu vonis di pengadilan ternyata hanya percobaan," kata Abdul Hamim. [jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar