Tren elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diprediksi bakal terus meroket jelang pemilihan presiden 9 Juli 2014 ini.
Sementara tren Joko Widodo-Jusuf Kalla diperkirakan akan menukik tajam.
Pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menjelaskan, tren biasanya tidak bakal bergeser dalam jangka waktu pendek.
Pilpres tinggal hitungan hari, saya perhitungkan dalam dua pekan ke depan ini tren elektabilitas Prabowo akan terus naik, tidak bisa disetop, ungkap Igor saat dihubungi wartawan, Jumat (27/6/2014) malam.
Igor menganalisa, sisa waktu yang sempit ini merupakan momentum yang menguntungkan kubu Prabowo-Hatta.
Sebab, ia melanjutkan, dukungan publik dan mesin partai pengusung lebih solid ketimbang kubu kompetitor.
Dia mencontohkan, Gerindra dan PKS dikenal solid, serta Golkar memiliki infrastruktur yang telah mengakar sejak lama. Parpol sesama Koalisi Merah Putih juga sama baiknya, paparnya.
Menurut Igor pula, di kubu Jokowi kondisi terjadi sebaliknya. Bahkan, kini publik menyoroti soal dugaan kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Bagaimanapun, Igor mengatakan, hal ini akan memberikan pengaruh terhadap Jokowi. Padahal pilpres tinggal dua pekan lagi, ungkap dia.
Mengutip survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) pada 20-25 Mei silam, elektabilitas Jokowi-JK masih memimpin dengan 44,72 persen, sedangkan, Prabowo-Hatta masih 39,28 persen.
Lantas, kondisi berbalik seperti diperlihatkan survei Puskaptis pada 6-12 Juni. Prabowo unggul dengan 44,64 persen dan Jokowi 42,97 persen.
Kemudian, pada survei yang berlangsung 16-21 Juni, capres nomor urut satu itu melaju dengan perolehan 45,60 persen sedangkan Jokowi 43,21 persen. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar