Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo. (Jokowi) menyatakan dirinya
benar-benar tak habis pikir dengan pihak-pihak yang selalu menyebarkan
fitnah dan kampanye hitam di jelang pilpres 2014.
Dia memberi contoh penyebaran Tabloid Obor Rakyat yang berisi fitnah-futnah atas dirinya di berbagai provinsi di Indonesia.
"Ini karepnya mau apa? Ini mau rebutan apa? Kok sampai
menjelek-jelekkan seperti itu? Padahal kalau mau menulis seperti Obor
Rahmatan Lilalamin, menyampaikan fakta baik, tentang blusukan itu apa,
pilpres itu apa, itu juga bisa," kata Jokowi di dalam perayaan haul KH
Hasyim Asyari dan Soekarno di Pondon Pesantren Babussalam, di Malang,
Jawa Timur, Jumat (27/6/2014) malam.
"Kenapa harus ada orang yang mengisi pilpres dengan hal yang membuat
kita jadi bingung? Kenapa kita tak membawa masyarakat di kegembiraan
pilpres, membawa masyarakat jadi tenang? Sejarusnya kita tak menggunakan
cara-cara menghasut dan menjelekkan."
Tabloid Obor Rakyat memang menjadi bahan pembicaraan di negeri ini
sejak beberapa waktu lalu karena isinya yang memfitnah Jokowi. Setelah
sempat disebar ke ponpes dan masjid, Jokowi mengaku pihaknya mendapat
laporan tabloid itu masih ditempel di tiang-tiang listrik di Jawa Barat.
Sementara di acara malam itu, Jokowi membawa bersamanya Tabloid Obor,
namun versi lain bernama 'Tabloid Obor Rahmatan Lilalamin'. Menteri
BUMN dan Pemilik Grup Jawa Pos Dahlan Iskan disebut berkontribusi dalam
isi tabloid yang isinya sama sekali tak memfitnah atau menjelek-jelekkan
itu.
"Obor kita buat ini Obor yang bener, yang rahmatan lil alamin. Ini
kita buat yang baik-baik, bukan menjelekkan, memfitnah, dan bukan
menghasut," kata Jokowi.
Jokowi juga bercerita bagaimana dirinya selalu berusaha sabar apabila ada yang memfitnah dan menjelekkan dirinya.
"Sabar sabar sabar. Ada yang menghasut menyalahkan, kita balas dengan
kebaikan. Jangan dibalas dengan ganti menjelekkan. Itu takkan
menyelesaikan masalah. Aku rapopo," kata Jokowi disambut tawa dan tepuk
tangan ribuan warga serta santri yang hadir di acara itu.
Jokowi juga menceritakan bahwa ada yang memfitnah dirinya sebagai
keturunan Singapura. Menjawab itu, Jokowi menjelaskan dirinya adalah
anak dari pasangan orang desa. Ayah dan ibunya berasal dari desa di
Boyolali serta Karanganyar, Jawa Tengah.
"Wong wajahnya saya ndeso ngeten inggih, darimana jalannya dari Singapura?" Kata Jokowi.
"Katanya wajah saya kampung, wis ben. Wong memang bapak ibuku wong
ndeso. Kalau diplesetkan ayah saya dari singapur, ya kulo mboten trimo."
Dia juga mengaku telah mendengar fitnah bahwa bila dirinya terpilih jadi presiden, maka akan menghapus tunjangan guru.
"Logikanya itu bagaimana? Kalau saya presiden, kalau anggaran nambah, kok yah malah tunjangan guru dihapus?" Kata Jokowi.
"Terus dibilang juga nanti raskin dihapus. Itu bagaimana? Malah
dikasih yang bagus dan jumlahnya lebih banyak. Jangan mentang-mentang
raskin, diberi yang jelek."
Jokowi juga menjawab fitnah yang menyatakan dirinya adalah seorang non muslim.
"Saya non muslim itu bagaimana ceritanya? Masa saya harus cerita
sudah naik haji dan umroh beberapa kali? Nantinya kan riya. Kan tak
perlu harus cerita sana sini soal itu. Dan saya sendiri tak senang
begitu. Kalau ada yang tanya sih, saya pasti jawab," jelas Jokowi.
Karena itulah Jokowi menyerukan kepada siapapun pihak yang terlibat,
bahwa Pilpres seharusnya memberikan pembelajaran baik, adu gagasan, adu
ide besar untuk negara, dan adu visi misi.
"Semestinya seperti itu," imbuhnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar