Hasil survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (P2P LIPI) yang menyebutkan pasangan capres-cawapres Jokowi-JK
unggul atas pasangan Prabowo-Hatta, membuat Mahfud MD, ketua tim sukses
pasangan capres nomor 1 itu tega melecehkan P2P LIPI dengan mengatakan,
survei yang dilakukan lembaga milik negara ini tidak benar.
“Orang sekaliber Mahfud seharusnya tidak pantas mengatakan seperti
itu. Jika memang capres yang didukung semakin tidak populer di
masyarakat, jangan kemudian lembaga survei yang disalahkan. Saya percaya
lembaga sekelas LIPI pasti didukung metode ilmiah dalam melakukan
penelitian guna mengetahui elektabilitas pasangan capres,” kata David
Krisna Alka, peneliti muda pada lembaga riset Populi Institute kepada
pers di Jakarta, Jumat (27/6/2014).
Sebagaimana diberitakan pers kemarin, Mahfud MD menuding survei yang
dirilis LIPI tentang elektabilitas pasangan capres tidak benar. Mantan
ketua MK ini tidak percaya dengan beberapa survei yang mengunggulkan
capres dan cawapres Jokowi-JK.
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P
LIPI) merilis hasil survei nasional terkait peta dukungan kepada capres
dan cawapres pada Pilpres 2014. Survei tersebut menempatkan posisi
pasangan Jokowi-JK mengungguli pasangan Prabowo-Hatta. "Pasangan
Jokowi-JK unggul dengan 43 persen, sementara pasangan Prabowo-Hatta
mendapat 34 persen,” kata peneliti P2P LIPI Wawan Ichwanuddin, di kantor
LIPI Jakarta, Kamis (26/6).
Hasil survei LIPI itulah yang membuat Mahfud panas hati. "LIPI kan
selalu salah sejak dulu, mulai dari pemilihan gubernur hingga pileg,”
ujar usai acara Silahturahmi dan Deklarasi Eksponen Alumni HMI pendukung
Prabowo-Hatta di Jalan Purnawarman No 18, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Kamis (26/6) malam.
"Pasangan Jokowi - JK unggul dengan 43 persen. Sementara pasangan
Prabowo - Hatta mendapat 34 persen di bawah pasangan nomor urut dua,"
kata peneliti P2P LIPI Wawan Ichwanuddin, di kantor LIPI Jakarta, Kamis
(26/6).
David menjelaskan, LIPI tentu tidak sembarangan melakukan survei, dan
pastinya menggunakan metode ilmiah. Terbukti, menurut David, pemilihan
sampel dilakukan melalui metode multistage random sampling. Berdasarkan
jumlah sampel tersebut, diperkirakan margin of error sebesar kurang
lebih 3,51 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Dalam soal ini, menurut saya LIPI sudah cukup fair, lagi pula LIPI,
kan lembaga negara, sehingga tidak mungkin LIPI memihak ke Jokowi-JK
dalam melakukan survei, lalu merekayasa hasil survei demi keuntungan
pasangan ini,” ujar David.
David menyarankan, sebelum terlambat sebaiknya Mahfud segera
mengundurkan diri sebagai ketua tim sukses Prabowo-Hatta. “Saya tidak
tega melihatnya, sepertinya dia sangat tertekan di sana. Sayang jika
kredibilitasnya sebagai akademisi dan ahli hukum dipertaruhkan dengan
kepentingan sesaat,” katanya.
Sementara itu dari pihak Jokowi-JK, tim pemenangan Jokowi-JK terus
memberikan semangat kepada para relawan untuk tetap kerja keras dan
jangan lengah, sebab hingga Jumat (27/6), berdasarkan survei yang
dilakukan 10 lembaga survei, Jokowi-JK unggul 6,3% - 14,3% di atas
Prabowo-Hatta.
Tim pemenangan Jokowi-JK lalu merilis hasil survei tersebut. Survei
yang dilakukan LIPI menunjukkan elektabilitas Jokowi-JK 43%;
Prabowo-Hatta 34%, atau unggul 9%. Litbang Kompas: Jokowi-JK 42,3%;
Prabowo-Hatta 35,3% (unggul 7%). SSSG: Jokowi-JK 42,65% dan
Prabowo-Hatta 28,35% (unggul 14,30%).
Populi Center: Jokowi-JK 47,5%; Prabowo-Hatta 36,9% (unggul 10,6%);
LSI-Denny JA: Jokowi-JK 45%, Prabowo-Hatta 38,7% (unggul 6,3%). Alvara
Research Center: Jokowi-JK 38,8%; Prabowo-Hatta 29,0% (unggul 9,8%).
Indikator Politik B. Muhtadi: Jokowi-JK 31,8%, Prabowo-Hatta 19,8%
(unggul 12%). Indo Barometer, M. Qodari: Jokowi-JK 49,9%; Prabowo-Hatta
36,5% (unggul 13,4%). Pol Tracking Institute: Jokowi-JK 48,05%;
Prabowo-Hatta 41,10% (unggul 6,95%). Lembaga Survei Cyrus: Jokowi-JK
53,6%; Prabowo-Hatta 41,1% (unggul 12,5%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar