Pemilu Indonesia terus mendapat sorotan dunia dari beragam sisi. Setelah pakaian Ahmad Dhani di video lagu dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa disoroti karena mirip seragam petinggi dinas rahasia Nazi, kali ini giliran lembaga survei di Indonesia menjadi sasaran perhatian media Australia.
The Sydney Morning Herald mengangkat tulisan soal sikap lembaga survei di Indonesia itu, dengan judul Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race.
Tulisan tersebut mempertanyakan keterlambatan publikasi bahkan diamnya lembaga survei di Indonesia ketika terjadi pergeseran tren dukungan untuk kandidat Pemilu Presiden 2014.
Tulisan itu ditulis koresponden Fairfax di Indonesia, Michael Bachelard. Merujuk beberapa data lembaga survei, mereka menengarai sikap lembaga-lembaga survei ini dipicu semakin sempitnya selisih dukungan untuk pasangan Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bahkan, disebut ada survei yang mendapatkan hasil keunggulan Prabowo-Hatta dibandingkan Jokowi-Kalla.
"Mantan orang kuat militer Prabowo Subianto untuk pertama kalinya menyempitkan (selisih) bahkan sedikit mengungguli (dukungan) untuk favorit (di survei-survei) sebelumnya, Joko Widodo," tulis Bachelard, dalam tulisan yang ditayangkan pada Rabu (25/6/2014) tersebut.
Tulisan itu menyatakan Fairfax telah meminta konfirmasi kepada tiga lembaga survei yang mereka nilai paling kredibel saat ini. "Ini adalah perubahan luar biasa. Sampai kampanye dimulai, Mr Joko, Gubernur (nonaktif) DKI Jakarta yang populer, memimpin dua digit," lanjut tulisan tersebut.
Data dari lima lembaga survei dikutip dalam tulisan tersebut, dengan tiga di antaranya dianggap sangat kredibel soal survei-menyurvei ini. Mengutip riset oleh peneliti dari Lowy Institute, Aaron Connely, tulisan ini menyebutkan bahwa survei yang digelar CSIS, Saiful Mujani Research and Consulting, dan Indikator, mendapati dukungan untuk Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla sudah berkejaran.
"Prabowo Subianto sekarang harus dianggap sebagai favorit untuk memenangkan pemilu presiden (pada) 9 Juli, hasil yang tidak terpikirkan sebulan lalu," tulis Connelly, seperti dikutip The Sydney Morning Herald.
Fairfax disebut telah mendapatkan konfirmasi dari sumber CSIS bahwa mereka sudah mendapatkan hasil survei dengan pergeseran besar dukungan itu pada 15 Juni 2014, tetapi menunda 10 hari untuk merilisnya.
Dari tiga lembaga survei tersebut, Fairfax disebut telah mendapatkan konfirmasi dari Direktur Eksekutif CSIS Rizal Sukma dan Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi. Adapun Saiful Mujani disebut sedang terbaring di rumah sakit ketika hendak diminta konfirmasi. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar