Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengakui calon wakil presiden pendamping Joko Widodo sudah mulai mengerucut. Ia mengungkapkan terdapat opsi-opsi pilihan yang dapat menjadi pendamping Jokowi.
"Memang mengerucut di opsi-opsi. Bisa empat atau enam nama, kita sepakat tidak ada dikotomi sipil-militer, tidak ada dikotomi agama-suku. Yang pentig mencari dengan cermat, tidak asal comot," kata Tjahjo di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Tjahjo mengatakan calon wakil presiden yang diusung PDIP harus bisa bekerjasama selama lima tahun dengan Jokowi. Kemudian memahami prinsip pemerintahan yang prorakyat dengan mengimplementasikan Trisakti.
"Bagaimana amanah dari partai dan Bu Mega kepada Pak Jokowi. Daulat politik untuk membangun bangsa ini ke depan dengan Trisakti. Ini yang sudah menjadi prinsip," tuturnya.
Mengenai nama Jusuf Kalla dan Ryamizard Ryacudu, Tjahjo mengatakan hal itu merupakan opsi pertama. Sedangkan opsi kedua pendamping Jokowi terdapat nama Mahfud MD, Akbar Tanjung serta purnawirawan TNI. Selain itu terdapat pula seorang mantan menteri.
"Kita tidak mau kita dikotomi sipil-militer, laki-laki-perempuan, mungkin juga ada opsi internal itu saja," imbuhnya.
Mengenai deklarasi cawapres, Tjahjo belum mengetahuinya. Namun, Anggota Komisi I DPR itu memiliki opsi sendiri.
"Kalau saya sebagai sekjen sebaiknya menunggu sampai tanggal 9 Mei, bisa tanggal 9-nya atau 10-nya. Itu kalo saya sebagai sekjen. Tapi kan menentukan hari baik tergantung Ibu Megawati dan Pak Jokowi," katanya. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar