Usai pemilu legislatif, para capres mulai bergerilya mencari pendamping menghadapi pilpres Juli mendatang. Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie adalah tiga capres yang berpeluang besar bertarung dalam pilpres mendatang.
Ketiga capres itu sampai sekarang belum menentukan pilihan siapa yang akan dipilih sebagai cawapres. Semua masih menunggu hasil pemilu legislatif versi KPU.
Kemungkinan, pada awal Mei peta politik sudah mulai terlihat. Sejauh ini sudah ada nama-nama cawapres yang sudah beredar di publik. Mereka harap-harap cemas menunggu dipinang para capres. Siapa saja mereka?
Jusuf Kalla
Usai pemilu legislatif, Jusuf Kalla atau JK tidak tinggal diam. Ia langsung menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kemungkinan besar JK sedang melobi NasDem agar diajukan sebagai cawapres.
Apalagi, NasDem dua pekan lalu sudah terang-terangan mendukung Jokowi sebagai capres. Dalam pilpres nanti, PDIP dipastikan akan berkoalisi dengan NasDem untuk mengusung Jokowi.
Tidak hanya NasDem, JK juga mendekati PKB. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini dalam hasil hitung cepat perolehan suaranya cukup seksi, 9 persen. Hasil lobi sementara, PKB menyodorkan tiga nama kepada PDIP agar diusung sebagai cawapres. Ketiga tokoh itu adalah JK, Mahfud MD dan Rhoma Irama.
Menurut sejumlah pengamat, JK paling berpeluang menjadi cawapres pendamping Jokowi. Namun sejauh ini Jokowi belum mengungkapkan siapa cawapresnya. "Belum. Sampai saat ini masih proses," ujar Jokowi di Rumah Makan Suharti, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4).
Mahfud MD
Mahfud adalah salah satu tokoh yang diusung PKB menjadi cawapres. Karena itu, mantan ketua MK ini juga sudah melakukan safari politik untuk mencari dukungan.
Mahfud sudah datang ke PBNU dan bertemu dengan para kiai NU. Tujuannya adalah ingin membuktikan bahwa Mahfud punya dukungan dari para kiai NU.
Nama Mahfud adalah salah satu yang diincar Jokowi. Karena itu ia yakin, Jokowi belum menentukan pilihan.
"Terakhir ada berita bahwa Jokowi sudah memutuskan mengambil Jusuf Kalla, sesudah dicek, belum ada sedikitpun keputusan soal itu," ujarnya kepada merdeka.com selepas menghadiri pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj di Jakarta, Kamis (24/4).
Hatta Rajasa
Hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei, suara PAN hanya di kisaran 7 persen. Karena itu PAN mulai realistis untuk tidak mengusung Hatta sebagai capres.
Hatta kini mulai mematok sebagai cawapres. Tim dari Hatta sudah melobi PDIP dan Gerindra. Hasilnya belum terlihat. Informasi yang beredar, Hatta bakal berlabuh ke Prabowo.
"Kita lihat nanti, semua berproses, enggak usah gaduh. Tentu kita punya jadwal KPU 15 Mei pendaftaran, menurut dugaan saya, sebelum 15 Mei itu akan terbentuk," ujar Hatta saat menghadiri Biofuel di Kantor Wakil Presiden, Jl Veteran III, Jakarta, Selasa (16/4) lalu.
Muhaimin Iskandar
Diam-diam, Muhaimin juga ingin menjadi cawapres. Ketua Umum PKB ini juga disodorkan kepada Jokowi. Namun kubu PDIP dan Jokowi belum memberikan jawaban.
"Saya kira Cak Imin (panggilan akrab Muhaimin) cocok menjadi cawapres Pak Jokowi. Nasionalis merah-nasionalis hijau cocok memimpin Indonesia," kata Wakil Sekjen PKB Lukmanul Khakim.
Bagi PDIP, semua nama yang disodorkan akan diseleksi, termasuk Muhaimin. Jokowi sendiri belum memutuskan siapa cawapresnya.
Hary Tanoe
Meski perolehan partainya kecil, Hari Tanoesoedibjo tetap optimis bertarung dalam pilpres. Cawapres dari Partai Hanura itu tetap yakin bisa bersaing dalam pilpres.
Sikap optimis Hary Tanoe terlihat lewat iklan-iklan di medianya, MNC Group. Setiap hari, Hary Tanoe tetap beriklan sebagai cawapres.
Misalnya tetap menanyangkan acara reality show yang menampilkan sosok Hary Tanoe. Acara itu dengan tema "Mewujudkan Mimpi Indonesia". Di acara itu Hary Tanoe ditampilkan sebagai sosok yang baik hati. Ia membantu orang-orang kecil yang tak mampu.
Padahal jika melihat hasil hitung cepat, Hanura hanya memperoleh 5 persen suara. Artinya sangat sulit mengusung pasangan WIN-HT dalam pilpres mendatang.
Beberapa waktu lalu, Partai Golkar memberikan sinyal akan berkoalisi dengan Hanura. Karena Golkar sudah punya capres, kemungkinan Golkar akan mengambil cawapres dari Hanura. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar