Calon presiden dari poros koalisi PDI Perjuangan, Joko Widodo, kembali
menyindir pesaingnya Prabowo Subianto saat berkampanye di Jambi. Kali
ini, dia menyindir soal program dua juta hektar sawah milik Prabowo.
Menurut dia, program jutaan sawah tidak realistis.
"Ada yang
menyampaikan mau mencetak sawah sebanyak-banyaknya. Airnya ada tidak?
Kita berpuluh-puluh tahun tidak mencetak sawah karena tidak ada sistem
irigasi yang bagus," kata dia saat blusukan di Pasar Angso Duo, Jambi,
Selasa (24/6/2014).
Jokowi mengatakan Indonesia tidak bisa
mencetak sawah karena tidak adanya sistem irigasi yang bagus selama
berpuluh tahun. "Hutan ditebangi untuk mencetak sawah tapi tidak jadi,
akhirnya malah banjir," kata dia.
Kepada
para pedagang pasar Angso Duo, Jokowi menargetkan semua pasar akan
menjadi bersih, tertib, dan rapi dalam lima tahun mendatang. Selain itu,
untuk petani Jambi, kandidat calon presiden nomor 2 ini menegaskan agar
petani tidak melakukan konversi lahan pertanian menjadi perkebunan atau
pertambangan.
"Karena Jambi adalah lumbung padi di Sumatera dan
sekitarnya. Yang punya sawah jangan dijual untuk (dijadikan) pemukiman
atau pertambangan. Anak cucu kita bisa tidak makan," kata dia.
Hari
ini, Jokowi berkampanye di Jambi. Begitu tiba, Jokowi langsung blusukan
di Pasar Angsa Duo. Dia kemudian berdialog dengan pengrajin tempe di
Kelurahan Rajawali. Pada sore hari, Jokowi berkampanye akbar di lapangan
MTQ, Jambi. [tempo]
Itulah bukti bedanya Jokowi dg Prabowi yg hanya mampu berorasi dr modal rajin baca buku tapi tanpa pengalaman di eksekutif. Jokowi berpengalaman 2 kali sbg walikota Solo, memiliki prestasi level internasional dan nasional serta skrg telah 1,5 thn sbg gubernur DKI. Selain itu blusukannya yg fenomenal mampu melakukan analisa SWOT layaknya assesor atau surveyor. Oleh karena itu, wajar jika Jokowi mampu berpikir sistematis dan bertindak sesuai skala prioritas yg kesemuanya dpt dituangkan sbg planning, organizing, actuating, controlling dan evaluating namun tetap berprinsip pd local wisdom (kearifan lokal). Kunci kekuatan Jokowi ada pd manajemen, social approach, asessment, analisis sosial dan implementasi. Kunci kekuatan Jokowi ini akan sangat efektif bila didukung bawahannya yg memiliki skill dan kinerja keras. Pengalaman adalah guru yg terbaik, dan itu sulit untuk dibantah.
BalasHapus