Politisi PKS Fahri Hamzah menanggapi santai insiden penolakan cium pipi
kanan dan cium pipi kiri (cipika cipiki) dari Capres Prabowo pada Capres
Jokowi akhir pekan lalu sebelum debat. Fahri yang memang biasa ceplas
ceplos kalau bicara ini menyebut Jokowi memang tak berniat cipika
cipiki.
"Jokowi kan nggak cipika cipiki dia, dia nyeruduk (menanduk)," terang Fahri dengan tawa dan menirukan gaya Jokowi.
Fahri mengungkapkan pendapatnya itu di Halim Perdanakusumah, Selasa (17/6/2014) malam.
Menurut
Fahri yang sudah menonton video cipika cipiki itu, dia menepis kalau
Prabowo bersikap tak bersahabat menolak sambutan hangat Jokowi.
"Nggak
ah, nggak menolak. Aku sudah lihat videonya nggak menolak. Itu orang
berdua sudah saling kenal. Ente jangan mendramatisir. Orang yang membawa
Jokowi ke Jakarta prabowo kok," terang Fahri.
Berkomentar soal elektabilitas Capres
Jokowi yang turun dan dikalahkan Capres Prabowo. Fahri mengatakan,
"Memang Jokowi suka atau tidak selama ini terlalu ditiup.
Over amplified. Jadi dia itu sebenarnya segini kecil (kelas gurem), tapi penggambarannya
terlalu besar. Over blow up. Sekarang kan sudah ada lawannya kelihatan,"
kata Fahri di Halim Perdanakusumah, Jaktim, Selasa (17/6/2014) malam.
Menurut
pendukung garis keras Prabowo ini, sekarang publik sudah melihat siapa
Jokowi dan siapa Prabowo. Masyarakat sudah bisa menilai.
"Begitu
diadu kelihatan. Nah itu yang menyebabkan sebagian publik, 'oh iya ya.
Nggak kayak gitu ternyata'. Debat juga itu sangat penting," tambahnya.
Anggota Komisi III DPR ini juga menyampaikan, sekarang publik sudah banyak mendapat informasi soal sosok Jokowi.
"Karena
kan masyarakat nonton sekarang. Jadi beda pemilu zaman dulu dan
sekarang. Sekarang informasi sangat terbuka dan detil. Banyak kesempatan
untuk dikorek. Karena itulah kemudian mood publik itu banyak yang tidak
bisa diprediksi. Sama dengan dulu. Jokowi masuk jakarta cuma 6 persen
lho popularitasnya waktu pilkada dki. Tapi menang kan? Itu lho. Itu soal
mood publik. Apalagi DKI kan dinamika kelas menengahnya tinggi sekali,"
urainya panjang lebar. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar