Peneliti Bidang Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Siti Zuhro, mengatakan Indonesia tengah dalam keadaan yang
memprihatinkan, dan membutuhkan pemimpin yang tepat untuk mebawa negeri
ini dari keterpurukan.
Masyarakat pun menyadari hal tersebut, dan berharap pemimpin-pemimpin
yang bisa menjawab permasalahan itu menang di Pemilihan Umum 2014 ini.
Siti Zuhro dalam pemaparannya di konfrensi pers hasil survei nasional
Indo Barometer "Efek Jokowi dan Kinerja Parpol Tiga Bulan Jelang
Pemilihan Legislatif", di Hotel Harris Tebet, Jakarta Selatan, Kamis
(9/1/2013), mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak pemimpin yang
bagus yang digadang-gadang maju sebagai Calon Presiden, mulai dari
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD hingga Ketua Umum Partai
Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa. Namun sudah menjadi kesepakatan
umum
bahwa yang paling populer adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Mengapa lalu sosok Jokowi sangat diakui, diharapkan, meskipin tidak dipromosikan oleh partainya," katanya.
Siti Zuhro menuturkan bahwa Presiden pertama republik ini, Sukarno
muncul karena bisa menjawab permasalahan bangsa yang kala itu baru
seumur jagung. Setelahnya rezim Suharto juga bisa memberikan jawaban
soal pembangunan yang berkesinambungan. Namun pascareformasi, belum ada
sosok pemimpin yang bisa menjawab tantangan zaman.
"Tahun 2013 kita mengerucut ke satu periode acak adul (semrawut),
sehingga mulai ada simpati dari masyarakat luas. Masyarakat Indonesia
butuh panutan. Munculnya pioner (perintis) yang bersih yang tidak akan
mengambil harta negara, itu dibutuhkan," ujarnya.
Siti Zuhro mengatakan pada pemilu tahun ini yang baru dari
tahun-tahun sebelumnya adanya keinginan masayarakat untuk memajukan
calonnya, dan yang paling populer adalah Jokowi.
Ia juga mengatakan Indonesia saat ini butuh pemimpin yang memotivasi,
berinisiatif dan bisa memimpin bangsa. Siti menganggap masyarakat
melihat kualitas tersebut ada pada Jokowi.
"Namun yang jadi pertanyaan apakah ketika Jokowi memimpin Indonesia apakah kita akan mengalami setback (kemunduran) ?" Tanyanya.
Siti menganggap survei-survei soal elektabilitas tokoh yang sebagian
besar meletakkan Jokowi sebagai calon presiden terkuat, kurang bisa
mengeksplorasi respondennya. Ia menyebut belum ada satu pun lembaga
survei yang mengkaji bagaimana keadaan Indonesia bila Jokowi terpilih
jadi presiden.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar