Selain diikuti peserta dari kerajaan di nusantara, juga diikuti peserta dari 11 negara di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Inggris, Norwegia, Swedia, Portugal, Afrika Selatan, dan Denmark.
Jokowi mengatakan, keragaman dan adat istiadat di Indonesia adalah sebuah kekayaan yang luar biasa, dan tidak ada bandingannya dengan negara manapun.
"Nggak ada di negara manapun di dunia ini sekaya kita, kebegaraman budaya kita, keraton yang ada dan lain-lain ini yang mau kita tunjukkan. Kita ingin membangun sebuah karakter kota," kata Jokowi usai membuka Festival Keraton Sedunia, di salah satu hotel di Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Selama ini, kata mantan Walikota Surakarta itu, orang selalu disibukkan dengan persoalan ekonomi sehingga melupakan nilai-nilai lain yang ada di Indonesia, seperti sosial dan kebudayaan. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan Festival Keraton Sedunia ini bisa disandingkan dengan hal yang berkaitan dengan ekonomi maupun kepariwisataan.
"Tidak hanya ekonomi, pembangunan sosial itu sangat perlu, pembangunan budaya itu sangat perlu. Ini yang kita lupa sehingga kalau kita mengadakan sesuatu orang berpikirnya kalau diuruskan disambungkan dengan ekonomi terus, meskipun saya kira ini juga bisa disambungkan dengan ekonomi dan kepariwisataan. Tapi yang penting esensi yang ada, karena sejarah ada di Indonesia sehingga timbul keseimbangan," tuturnya.
Meskipun mengumpulkan para raja di acara tersebut, Jokowi mengaku tidak akan mengadakan pertemuan khusus dan mengadakan kesepakatan khusus dengan raja-raja dan perwakilan yang menghadiri acara tersebut. Dalam acara ini, ia hanya sekadar menjadi fasilitator. "Biar beliau-beliau (raja) yang saling berkomunikasi, kalau saya pada posisi hanya menampung dan kalau bisa memberikan dukungan. Yang penting goal-nya adalah membangun budaya, membangun identitas kota sebagai pusat kebudayaan nusantara, sekaligus sebagai tuan rumahnya," tandasnya.
Sumber :
beritajakarta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar