Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan,
elektabilitas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla jelang 2 minggu
pelaksanaan pilpres 2014 mencapai 43 persen.
Sedangkan yang bakal memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
mencapai 34 persen, dan sisanya sebanyak 23 persen belum menentukan
pilihannya.
Demikian hasil Survei Nasional Pemilu 2014 'Peta Dukungan
Capres-Cawapres' yang dilakukan Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI yang
dirilis secara resmi, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Tingkat keterpilihan ini didasarkan pada pertanyaan penelitian, "Jika
pemilihan presiden diselenggarakan pada hari ini, siapakah yang akan
Anda pilih?"
Peneliti P2P LIPI Wawan Ichwanuddin mengatakan, survei tersebut
dilakukan terhadap 790 responden berusia di atas 17 tahun di 33
provinsi, dengan tingkat margin error sebesar 3,51 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh pewawancara
yang telah dilatih, dimana satu pewawancara bertugas untuk satu
desa/kelurahan. "Pemilihan sampel dilakukan melalui metode multistage random sampling," ujarnya.
Wawan menyebutkan, survei tersebut hanya merupakan pemotretan
persepsi masyarakat dalam rentang waktu tertentu, yaitu 5-24 Juni 2014.
"Sementara semua biaya kegiatan survei ini bersumber pada dana DIPA
(negara). Jadi kita tidak khawatir jika ada yang mengatakan survei
dibayar salah satu capres," tegasnya.
Menurut Wawan, hal yang cukup menarik dari hasil survei ini adalah masih banyaknya pemilih yang masuk kategori 'split ticket voters'.
Artinya, walaupun pemilih tersebut memilih satu partai tertentu di
pileg lalu, namun saat pilpres mendatang bakal memilih capres, yang
bukan dari partai koalisi.
"Pemilih solid di parpol koalisi PDIP-Nasdem-PKB-Hanura yang bakal
memiliki Jokowi-JK mencapai 60,4 persen. Sedangkan pemilih solid di
parpol koalisi Gerindra yang bakal memilih Prabowo-Hatta hanya 48,2
persen," ungkapnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar