Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua memastikan ketua umum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memberikan teguran kepada Ruhut Sitompul terkait pernyataannya mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Hari ini saya kasih tahu ke Anda semua bahwa dia (Ruhut) ditegur langsung oleh SBY lewat SMS, bahwa SBY tidak pernah memberi restu mendukung Jokowi. Cuma SMS itu tidak bisa saya publis karena itu terlalu riskan," ungkap Max di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Dikatakan, SMS itu juga ditembuskan oleh SBY kepada Amir Syamsudin selaku Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Dalam pesan singkat yang ditujukan SBY kepada Ruhut itu berisi penegasan bahwa SBY tidak pernah mendukung Ruhut mendeklarasikan dukungan ke Jokowi-JK.
"Tetapi kalau mau berpihak, ya enggak jadi soal. Yang jadi masalah bagi kami sekarang sebagai Wakil Ketua Umum dan sudah disampaikan suratnya adalah mempergunakan nama SBY seolah-olah dia untuk membuat deklarasi mendukung pasangan Jokowi-JK," kata Max.
Anggota Komisi I DPR itu juga meluruskan munculnya opini yang menyebutkan SBY dan Demokrat itu bermain dua kaki dengan menempatkan Ruhut di kubu Jokowi-JK dan fraksi Demokrat ke kubu Prabowo-Hatta.
"Saya pikir ini keliru SBY tidak pernah berfikir seperti itu," tandasnya.
Max Takut Ruhut Lupa Wajah SBY Setelah Dukung Jokowi
"Yang flash backnya dulu SBY berpeluang jadi presiden dia ke SBY, dan sekarang SBY lengser dia loncat ke Jokowi," kata Max Sopacua.
Melihat kelakuan Ruhut ini, Max khawatir Ruhut lupa dengan wajah SBY yang selalu dia bela selama 10 tahun ini. Dia pun sepakat dengan ucapan seteru Ruhut sebagai pengacara, Hotman Paris Hutapea.
"Saya takut dia malah lupa mukanya SBY. Seperti kata temannya yang jadi pengacara Pak Hotman itu. Hotman Paris bilang jangan-jangan Ruhut malah lupa mukanya SBY kayak apa," tegas dia.
Max menegaskan bahwa Demokrat tidak bermain dua kaki di Pilpres 2014. Keputusan partai tetap sama, yakni netral.
"Jadi mengklarifikasi bahwa SBY itu dua kaki baru saya lakukan hari ini, bahwa tidak benar demikian, dan Ruhut tidak pernah mendapat restu dari SBY untuk membuat deklarasi mendukung Jokowi - JK," pungkasnya.
Max Geram
Max protes atas ucapan Ruhut usai deklarasi mendukung Jokowi-JK. Saat
itu, Ruhut mengatakan pendukung Prabowo-Hatta dari Fraksi Demokrat DPR
hanyalah caleg yang gagal melenggang ke Senayan.
"Dan yang lucunya deklarasi yang mau dia buat ketika fraksi sudah
melakukan deklarasi mendukung Prabowo-Hatta. Dan besoknya dia bikin
statement bahwa yang mendukung Prabowo-Hatta itu adalah caleg-caleg
gagal, yang tidak dapat tempat lagi di DPR yang mungkin akan mendapat
tempat jadi BUMN atau mungkin jadi menteri," kata Max geram dalam sebuah
diskusi di DPR, Jakarta, Kamis (26/6).
Dia mengaku bingung dengan perubahan sikap Ruhut yang tiba-tiba
menyerang teman sendiri. Dia pun mengancam bisa saja membongkar kelakuan
Ruhut kalau mau.
"Saya berpikir teman saya ini kok jadi begini, kalau saya mau bongkar saya bongkar," tegas dia.
Diketahui, ratusan anggota Fraksi Demokrat DPR telah menyatakan
dukungan kepada Prabowo-Hatta beberapa waktu lalu. Namun dari 148
anggota, hanya sekitar 115 anggota yang nyatakan dukungannya, sisanya
memilih untuk tidak mendukung secara terbuka.
[jpnn,merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar