Capres nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi), merasa terenyuh dan
mendapatkan beban berat saat menerima sumbangan dari masyarakat yang
dikumpulkan dua tukang becak asal Yogyakarta.
"Kita semua punya
perasaan, saya sangat terenyuh, dari Yogya memberikan sumbangan seperti
itu. Padahal kondisinya juga sulit, tapi masih punya keinginan seperti
itu," ujar Jokowi pada Kamis (26/6/2014) malam.
Jokowi menyatakan,
sumbangan dana dikumpulkan dua orang tukang becak asal Yogyakarta,
Harry van Yogya dan Abuwanto merupakan sebuah kehormatan. Menurut dia,
keduanya rela berbuat seperti itu karena ingin harapan Indonesia ke
depan lebih baik.
"Ke depan, kalau bisa kita lebih baik, jauh
lebih baik. Kalau bukan kita, tentu anak-anak cucu kita," kata Jokowi.
"Saat saya pergi ke pasar, ada juga yang mengumpulkan dana, begitu pula
saat berkunjung ke Belawan, Sumatra Utara. Nelayan di sana juga
mengumpulkan dana."
Gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut
mengaku, berangkat jadi capres dengan kondisi apa adanya, tidak siap
dari sisi finansial. Tapi Jokowi mengklaim, mengetahui situasi riil di
lapangan.
"Saya tahu kondisi di lapangan. Buat saya, ini beban sangat berat,"
ujar Jokowi. "Bagi saya, aspirasi rakyat yang diberikan keduanya masuk
benar-benar ke sini (menunjuk kepala), lalu ke sini (menunjuk dada),"
ungkap Jokowi.
Kedua tukang becak asal Yogyakarta itu mengaku
menempuh perjalanan selama beberapa hari dari tugu Nol Kilometer di
Malioboro, Yogyakarta hingga tiba di Jakarta dengan mengayuh becak.
Sepanjang perjalanan, keduanya mengumpulkan dana sumbangan dan kotak
aspirasi dari masyarakat yang ditemui di sepanjang perjalanan untuk
capres yang merupakan mantan wali kota Solo itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar