Ketua DPP Gerindra FX Arief Poyuono menyatakan, pihaknya tidak gentar
menghadapi ancaman pengerahan kekuatan massa pendukung Joko Widodo
karena merasa terasa terganggu. Menurutnya, ancaman people power pihak
pendukung Joko Widodo cuma gertak sambal dan isapan jempol belaka.
“Kalau
ternyata Joko Widodo (Jokowi) terbukti melakukan korupsi pada kasus
pengadaan armada Trans Busway (TransJakarta) dan berujung pada
pemakzulan, apa rakyat akan membela Joko Widodo?” tegas Arief Poyuono
dalam keterangan persnya kepada LICOM, hari ini (9/10/14).
Ditambahkan
Arief yang juga Ketua Serikat Pekerja BUMN Bersatu, bahwa People power
bergerak itu kebanyakan adalah anti pemerintahan yang korup dan tidak
berpihak pada rakyat.
“Nah, people power dari mana jika presiden
nantinya jadi tersangka korupsi, people power dari mana jika presidennya
tidak berpihak pada buruh, perlu dicatat bahwa buruh sebagai class
dimasyarakat yang dominan itu tidak akan lupa dengan UU Tenaga kerja
yang menetapkan sistim kerja out sourching dan upah murah diterapkan
oleh pemerintahan yang dipegang oleh PDIP,” kata Arief.
“Apalagi,
secara jelas APINDO saat ini berada dipihak Joko Widodo yang selama ini
menjadi musuh bersama buruh,” tambah politisi Gerindra ini, menyinggung
keberadaan Asosiasi Pengusaha Indonesia itu.
Selanjutnya, Arief
menambahkan, sejarah mengatakan bahwa people power yang mendukung
pemerintahan yang sah itu hanya terjadi di Venezuela ketika Corporasi
Asing dan Konlomgmerat hitam Venezuela akan mengulingkan pemerintahan
Chaves yang banyak melakukan nasionalisasi asset asing.
“Nah,
syarat dukungan people power yang ada pada Joko Widodo itu tidak ada
karena Corporasi asing. Konglomerat hitam itu ada dibelakang Joko Widodo
, nanti malah berbalik Joko Widodo diturunkan oleh People Power lagi,”
tegas Arief Poyuono, yang semasa kampanye Pilpres sempat menggegerkan
politik tanah air lantaran menyebar foto politikus PDIP Trimedya
Panjaitan, salah satu anggota tim advokasi pasangan capres Jokowi-JK
betemu Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Budi
Gunawan, yang kemudian dikaitkan pernyataan SBY bahwa ada petinggi Polri
yang mendukung salah satu capres. [lensaindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar