Situs Evello.co.id merilis hasil survei popularitas calon Presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2014. Hasilnya, Prabowo-Hatta unggul tipis dari pesaingnya Jokowi-JK.
Perwakilan Evello.co.id, Nurhadi M Musawir, mengatakan berdasarkan hasil survei yang berlangsung pada tanggal 1-23 Juni 2014, share index Prabowo-Hatta di media online unggul 50,85 persen melawan Jokowi-JK 49,15 persen.
Sedangkan di media sosial facebook, share index Prabowo-Hatta unggul 51,71 persen melawan Jokowi-JK 48,29 persen. Demikian pula di twitter, share index Prabowo-Hatta unggul 59,69 persen berbanding Jokowi-JK 40,31 persen.
"Trend kenaikan Prabowo-Hatta menunjukkan pola stabil pada ketiga media, baik media online, facebook dan twitter. Kampanya hitam atau negatif tidak signifikan berpengaruh, karena sosialisasi program lebih memiliki imbas positif," kata Nurhadi dalam siaran persnya, Jumat (27/6/2014).
Sedangkan pengamat politik Universitas Indonesia, Agung Suprio, menyatakan bahwa Prabowo-Hatta yang sebelumnya dianggap underdog kini telah mengalami kenaikan mengungguli Jokowi-JK di media online, facebook, dan twitter sesuai survey Evello.
"Penyebab utamanya adalah tim media center dan online Prabowo-Hatta yang bekerja lebih all out. Mereka mampu mensosialisasikan program Prabowo-Hatta dalam bahasa yang lugas dan sederhana serta melakukan counter attack terhadap serangan negatif," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Polonia Media Center, Ariseno Ridhwan menyatakan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas hasil survei yang menyatakan bahwa popularitas Prabowo-Hatta terus naik menjelang pemilu.
"Tentunya kami menyambut dengan baik hasil-hasil survei tersebut. Namun hal ini tidak membuat kami berpuas diri, kami akan terus bekerja keras demi terwujudnya kemenangan Prabowo-Hatta pada pemilihan Presiden 9 Juli mendatang," imbuhnya. (Advetorial) [tribun]
Data survei hanyalah kalkulasi statistik perkiraan yang didasarkan pada sejumlah responden yang (tidak su'u zhon) bisa saja sudah diatur,/atau teratur/ berdasarkan pesanan/kebetulan sehingga hasilnya dapat dimanipulasi/terkonklusi. Yang utama adalah fakta sesungguhnya di lapangan secara keseluruhan (semua voters) bukan hanya terbatas pada responden survei bukan hanya saat lalu dan sekarang tetapi juga nanti. Secara pribadi saya tidak terlalu merisaukan hasil survey yang dilakukan (mungkin karena orientasi saya selama ini adalah keberkahan bukan pemenangan). Satu hal yang mungkin kita lupakan adalah validitas representasi dari populasi yang dilakukan apakah memang authentic adanya atau sekedar manipulative. Fihak Jokowi – JK sebagian besar adalah relawan bukan bayaran ditambah dengan koalisi kekuatan partai yang ramping memang akan kuat nantinya karena relative bersih dari transaksi koruptif) namun pada saat ini harus diakui tidak sekuat fihak Prabowo – Hatta sehingga harus diakui sangat minim dari segi kekuatan pendanaan untuk mengkampanyekan keberadaannya apalagi untuk agresi pembanggaan elektabilitas. Walau saya lebih suka kepastian daripada sekedar persepsi keyakinan dalam memandang kebenaran atas kenyataan yang sesungguhnya namun demikian kita juga perlu memperhatikan kemungkinan memang demikian adanya. Orientasi hidup adalah pemberdayaan. Jika saat ini turun itulah waktu kita harus terbuka untuk memperbaiki diri, jika saat ini naik inilah saat kita tetap terjaga untuk meningkatkan diri lagi.
BalasHapusJangan berputus asa – teruslah beusaha. Sebetulnya QS 12: 87 saya tujukan kepada mereka yang sejak semula panic mencari-cari cara menegakkan diri dengan menjatuhkan lawan dengan penghalalan aneka cara (kampanye hitam dan negative) namun virus ‘kekafiran/kefasikan’ tampaknya menular ke fihak sini juga untuk ikut-ikutan. Kembalilah sederhana, sembada dan prasaja lagi. Yang utama terus bertindak dengan benar demi keberkahanNya dan insya Allooh kesuksesan akan mengikutinya. Ada dua kekuatan lain yang bahkan lebih besar namun belum bekerja secara nyata selama ini selain kekuatan mesin partai dan responden pendukung yang kalian dan mereka kalkulasikan, yaitu : kesadaran rakyat (terutama swing voters yang tidak terjangkau statistic dan justru populasi terbesar di luar lingkaran kepentingan politik di negeri ini) dan terutama Kuasa keIlahian (jangan pernah lupakan ini – QS 59: 18 – 20) .
Di bulan suci Ramadhan ini segalanya bisa saja terjadi dimana dengan keShabaran kekuatan yang lemah namun direstui bumi (rakyat) dan diridhoi olehNya akan menjadi kuat dan semoga bukan sebaliknya. (QS 2: 249 atau QS 3: 127 ?). Yang penting bukan bagaimana awalnya kita tetapi bagaimana akhirnya nanti. Orientasikan diri dengan mementingkan kebenaran demi perjuangan/ keberkahanNya (hingga 2019 nanti) dan jangan cemaskan diri dengan membenarkan kepentingan memenangkan/mengalahkan (pilpres tahun 2014 ini). Jujur saja saya lebih cemas jika kita tidak istiqomah hingga tahun 2019 nanti daripada keikhlasan mengalah di tahun 2014 ini karena Tuhan pastilah menginginkan kita semua sebagai bangsa untuk bersegera memberdayakan diri sebagaimana harusnya ketimbang menunda memperdayakan diri seperti sebelumnya (QS 13: 11). Transformasi perbaikan, Transparansi keterbukaan dan Transendensi keberkahan sudah seharusnya tegak secara haq di negeri ini.
Salam 2 jari – bangkitlah lagi menguatkan diri. Bukan hanya demi keinginan kita untuk memperbaiki diri dan mengusahakan kemajuan negeri ini tetapi juga demi kebaikan mereka untuk tidak menzalimi diri sendiri dan bangsanya nanti.