Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Mahfud MD menilai, kontrak politik
yang dilakukannya dengan Prabowo pada awal komunikasi sebelum memutuskan
mendukung pasangan Koalisi Merah Putih tersebut sebagai hal wajar.
Pasalnya, dalam politik selalu berhubungan dengan urusan kepentingan dan
pembagian kekuasaan.
"Kalau ada kesepakatan koalisi politik,
tapi tidak mengakui ada pembagian kekuasaan itu namanya kerjasama ala
takmir masjid. Tidak masuk akal," sindirnya merujuk komunikasi politik
capres Jokowi dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, saat berkunjung
di Ponpes Putri Al Hikmah Melathen, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur,
Senin (30/6/2014).
Mahfud tidak menyebut adanya kesepakatan politik
lain dengan Prabowo terkait alokasi jatah kursi menteri untuk NU.
"Kesepakatan lain, itu akan terjadi dengan sendirinya," jawabnya.
Penegasan
Mahfud MD dalam forum pertemuan dengan seratusan anggota komunitas
Sahabat Mahfud serta jaringan Koalisi Merah Putih itu tak pelak mendapat
tepuk riuh dari peserta yang hadir. Mereka berharap penyampaian mantan
ketua Mahkamah Konstitusi yang mengungkap berbagai alasan sehingga
Mahfud MD memutuskan mendukung Prabowo tersebut menjadi pencerahan warga
nahdliyin di tingkat akar rumput.
Terkait elektabilitas dua
pasangan calon presiden dan wakil presiden yang saat ini bersaing ketat
berasal hasil sejumlah lembaga survei, Mahfud menyatakan optimistis
Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-Jusuf Kalla, meski tipis.
Di
Jatim ia menargetkan perolehan suara Prabowo-Hatta unggul hingga kisaran
57 persen dibanding Jokowi-JK. "Di Jateng kami memang sedikit keteteran
karena di sana memang basis Pak Jokowi dan PDIP-nya. Tapi di Jabar dan
luar Jawa, Insya Allah Prabowo-Hatta masih unggul," ujarnya. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar