Ternyata pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagau calon presiden
(capres) oleh PDIP tidak seindah dibayangkan orang. Ada kelompok
pendukung Puan Maharani, yang dikenal dengan sebutan “Geng Tancho” yang
sebenarnya tidak setuju dengan pencalonan Jokowi.
Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, di
Jakarta, Rabu sore (25/6/2014) mengatakan, ketidaksukaan geng Puan pada
Jokowi memang dikabarkan sudah lama, ketika pencapresan Jokowi, tak
memberi efek pada perolehan suara PDI-P di Pemilu Legislatif (Pileg)
lalu, membuat partai tersebut gagal bisa mengusung capres dan cawapres
sendiri.
“Isu kubu Puan tidak all out itu (total), berasal dari kekecewaannya
saat Pileg kemarin, dimana efek Jokowi tak berdampak pada raupan suara
PDIP,” kata Igor.
Ketika itu, kata dia, PDIP menargetkan bisa meraup 27-30 persen,
dengan adanya Jokowi Effect tersebut. Tapi, target ternyata meleset.
Jokowi pun seakan disudutkan, dianggap efeknya tak membawa dampak
elektoral. Padahal bila target tercapai, ada proyeksi cawapres Jokowi
berasal dari internal PDIP, yakni yang akan mendanpingi Jokowi.
Puan kala itu, santer disebut, cawapres internal yang bakal disorong
untuk mendampingi Jokowi. “Jika target itu tercapai, Puan sangat
berpeluang menempatkan dirinya sebagai cawapres mendampingi Jokowi dalam
Pilpres,” kata Igor.
Kader banteng seperti Eriko Sutarduga, Effendi Simbolon dan Bambang
Wuryanto, disebut-sebut sebagai lingkaran dekat Puan. Mereka, kerap
dikenal dengan sebutan Gank Tancho, karena penampilannya yang selalu
klimis rapi. Kabarnya, mereka yang ngotot, memperjuangkan Puan agar bisa
jadi cawapres bagi Jokowi yang telah diberi mandat oleh Megawati untuk
maju jadi capres.
” Bisa dikatakan, hasil 19 persen di Pileg 2014 menguburkan impian
PDIP mengusung calon capres-cawapresnya sendiri yang salah satu adalah
agar trah Soekarno tetap eksis, tak lain Puan,” kata Igor.
Kini isu setengah hatinya kubu Puan mendukung Jokowi kembali menguat
ke permukaan, ditengah PDIP dan partai koalisinya sedang berjuang
memenangkan Pilpres.
Padahal, Puan sekarang sedang memegang posisi strategis dalam tim
pemenangan Jokowi-JK. Ia mengendalikan Badan Pemenangan. Bahkan, dana
partai dibawah kendali Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) yang dipegang
Puan tidak mengalir maksimal.
Menurut Igor, bila kemudian isu bahwa dana partai tak mengucur
optimal karena ketidaksukaan salah satu faksi terhadap calon yang sedang
diperjuangkan tentu itu akan merusak proses pemenangan dalam Pilpres. [Pos Kota]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar