Berkaitan dengan tuduhan Nurul Arifin pada mantan bosnya Jusuf Kalla (JK) yang mendekati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk keperluan politik JK, pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, mengatakan
masyarakat memang bisa melihat kegiatan JK baik di PMI dan juga DMI
memang memiliki kepentingan politik.
Hal itu tidak bisa dipungkiri jika JK telah membawa ormas untuk
kepentingan politiknya. Politisi pasti memiliki kepentingan dalam
melakukan langkah-langkahnya.
”Kalau ada ormas yang dibentuk oleh partai
sebagai underbow, wajar kalau dia menjadi mesin pendukung partai.Tapi
kalau ormas yang berdiri sendiri tidak boleh digunakan untuk kepentingan
pribadi,” ujar Maswadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Namun demikian dirinya pun mengingatkan Nurul Arifin untuk tidak
sembarangan melontarkan tudingan. Nurul menurutnya juga harus
mengemukakan bukti-bukti mengenai kegiatan politik JK dalam di PMI dan
DMI. Para politisi, tambahnya, harus mulai belajar bicara dengan memberikan
alasan yang kuat.”Sebaiknya Nurul bicara juga harus disertai bukti,
tidak boleh asal menuduh saja.Kalau memang JK menggunakan PMI dan DMI
untuk kegiatan politiknya jelaskan dan berikan buktinya,” tandasnya.
Wakil Sekretaris Jendral Partai Golkar, Nurul Arifin sebelumnya
mengatakan berbagai langkah Mantan Wakil Presiden dan Mantan Ketua
Partai Golkar 2004-2009, Jusuf Kalla termasuk berbagai langkah politik,
termasuk pendekatan ke Jokowi dan juga ke beberapa
partai politik untuk menjadi capres atau cawapres merupakan langkah
politik JK.
“Kalau kita membaca langkah JK saat ini baik sebagai ketua PMI dan
juga Ketua DMI, semua langkah itu disamping aktivitas sosial,
juga merupakan aktivitas politik. JK sudah menciptakan institusi untuk
dirinya sendiri di dalam internal Partai Golkar. Kami sudah mendengar
juga langkah pendekatan kepada Jokowi dan juga termasuk kepada
partai-partai politik lain untuk kepentingan pilpres 2014 mendatang,”
ujar Nurul kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Nurul hanya tersenyum ketika ditanyakan apakah JK mengulangi langkah
yang sama seperti yang dilakukannya pada tahun 2004 ketika dia
meninggalkan Partai Golkar untuk bergabung dengan SBY dalam pilpres dan
kini berupaya mendekati calon presiden terkuat menurut lembaga survei, yaitu Jokowi. Nurul pun membantah bahwa langkah JK itu akan mengerogoti Partai
Golkar dalam pilpres.
“Kalo mengenai pendekatan JK kami sudah tahu.Tapi itu kan politik dia
pribadi. Selama ini JK hanya memobilisasi orang-orang diluar partai
untuk kepentingan politiknya kok, “ tegasnya.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar