Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka Bali Democracy Forum (BDF) VII di Nusa Dua, Bali.
Di acara rutin tahunan yang digagas SBY itu, SBY menyinggung pengambilan
sumpah Joko Widodo (Jokowi) sebagai penerusnya pada 20 Oktober 2014.
"Kami
baru saja selesai melaksanakan serangkaian pemilu, untuk Presiden, MPR,
DPR, DPD, dan DPRD. Sekitar 135 juta orang mengambil bagian dalam salah
satu proses pemilihan terbesar di dunia yang melibatkan setengah juta
bilik suara, dan diselenggarakan secara independen oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU)," ujar SBY dalam pidato berbahasa Inggris, Jumat
(10/10/2014).
Acara dihadiri oleh Sultan Brunei Darussalam
Sultan Hassanal Bolkiah Muizzadin Waddaulah, Presiden Filipina Benigno
S. Aquino III, PM Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao, dan utusan Sekjen
PBB Ban Ki-moon.
Menurut SBY, lewat pemilu juga telah terpilih
lebih dari seribu pemimpin di semua tingkatan. Anggota MPR, DPD, dan DPD
telah mulai bekerja pada 1 Oktober. "Dan pada 20 Oktober, presiden baru Presiden terpilih Joko Widodo akan disumpah," kata SBY.
SBY
menyebutkan, pemilu itu tidak mudah. Pemilu itu rumit, mahal, memecah
belah, dan bahkan emosional, sebagaimana pemilu lainnya di dunia.
"Tidak
ada yang mengatakan demokrasi itu mudah. Namun sekali lagi, ketika
Presiden mendatang disumpah beberapa hari dari sekarang, Indonesia akan
membuktikan kepada masyarakat dan dunia dapat menciptakan perdamaian dan
transfer kekuasaan secara konstitusional," tuturnya.
SBY
menambahkan, Indonesia mengucapkan selamat kepada Algeria, Brazil, Fiji,
Irak, Lebanon, India, Iran, Libya, Maladewa, Selandia Baru, Afrika
Selatan, Turki, dan banyak lainnya karena telah menyelenggarakan pemilu
dengan sukses. SBY juga menyambut baik transfer kekuasaan yang
berlangsung damai di Afghanistan, dan kesuksesan mereka dalam menangani
sengketa pemilu. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar