Politikus Partai Demokrat yang mendukung calon presiden Joko Widodo,
Ruhut Sitompul, mengatakan kicau Fahri Hamzah di media sosial Twitter
yang mengujarkan sinting merupakan bentuk kepanikan kubu Prabowo
Subianto. Menurut dia, kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla tak bisa lagi
dibendung.
Ruhut
yakin pasangan Jokowi-JK tak akan terpancing emosi ejekan politikus
Partai Keadilan Sejahtera. "Lebih baik teladani Pak Jokowi, tetap rendah
hati dan tak terpancing," tutur Ruhut ketika dihubungi Selasa (1/7/2014).
Ruhut mengatakan, daripada menanggapi fitnah, Jokowi-JK
lebih memilih berkonsentrasi untuk meraih kemenangan. Dia yakin kampanye
gelap dan hinaan tak akan mampu menghambat kemenangan Jokowi-JK. "Saya
yakin Pak Jokowi jadi presiden ketujuh," ujar Ruhut.
Politikus
Fahri Hamzah, yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, melalui akun
Twitter @Fahrihamzah mencuit pada 27 Juni 2014 sekitar pukul 10.40 WIB,
"Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan
dijanjikan ke semua orang. Sinting!" kicau Fahri.
Akibat kicauan
tersebut, Badan Pengawas Pemilu akan mengklarifikasi dugaan pelanggaran
kampanye oleh Fahri. Pemilik akun @Fahrihamzah itu dianggap melanggar
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Pasal 41 ayat (1) huruf c. Beleid itu
mengatur agar pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang menghina
seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau pasangan calon
lain.
Menurut Ruhut, Fahri tak perlu ditanggapi karena memang
seperti itu wataknya, suka menghina orang lain. Ia mengatakan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono saja Fahri hina, apalagi calon presiden.
Menurut Fahri, dirinya mengkritik janji yang dikatakan Jokowi, bukan menghina orangnya. Konten dalam akun @Fahrihamzah, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan penghinaan. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar