Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengecam pernyataan Wakil
Sekretaris Jendral PKS, Fahri Hamzah yang menyebut Joko Widodo (Jokowi)
sinting lantaran menjanjikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.
Marwan mengultimatum Fahri untuk meminta maaf dalam waktu 1x24 jam.
"Fahri
Hamzah bukan politisi yang bersikap santun. Dia menghina santri dan dia
harus meminta maaf 1x24 jam," kata Marwan kepada wartawan disela
kegiatan mendampingi Jokowi mengunjungi Cilegon, Selasa (1/7/2014) malam.
Marwan
mengancam akan menggerakan santri di seluruh Indonesia apabila Fahri
enggan meminta maaf. Dia tidak menutup kemungkinan para santri akan
melakukan tindakan fisik dan mengepung kantor-kantor PKS. "Kami akan
gerakan santri seluruh Indonesia dan bisa gerak secara fisik. Kami akan
lakukan mobilisasi nasional mengepung kantor-kantor PKS," ancam Marwan.
Anggota
tim sukses Jokowi-JK ini menuding pernyataan Fahri sebagai cermin kubu
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa anti terhadap santri. Kubu Prabowo-Hatta
dianggap Marwan lupa terhadap peran sejarah santri dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. "Capres cawapres di sana jelas-jelas anti
santri," kecam Marwan.
Sebelumnya pada Kamis (27/6) pukul 10:40
WIB, politisi PKS Fahri Hamzah menulis dalam akun Twitter pribadinya
@fahrihamzah: "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih,
360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"
Kicauan Fahri
tersebut kemudian dilaporkan Tim Advokasi Komite Pemenangan Pasangan
Jokowi-Jusuf Kalla melaporkan Fahri ke Bawaslu. Fahri dilaporkan atas
dugaan pelanggaran pemilu melanggar Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pemilu Presiden (Pilpres) Pasal 41 ayat 1 huruf C bahwa
pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang menghina seseorang,
agama, suku, ras, dan golongan calon lain. Muhammad Akbar Wijaya. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar