PAN menggaungkan duet Joko Widodo (Jokowi)-Hatta Rajasa setelah keduanya mesra di KRL
Jakarta-Depok. Namun pemilik Jokowi, PDIP, belum tertarik bicara duet
ini. PDIP melihat 'duet KRL' tak serta merta jadi duet Pilpres 2014.
"Bertemunya
Pak Jokowi dan Pak Hatta lebih pada upaya mensinergikan kebijakan
daripada dimaknakan secara politik. Kalau toh ada upaya memanfaatkan
pertemuan tersebut secara politik ya itu wajar-wajar saja," kata
Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam pesan singkat, Selasa
(26/11/2013).
Menurut Hasto, ada kebijakan pemerintah pusat dan
Gubernur DKI yang perlu disinergikan seperti upaya mendorong kebijakan
transportasi publik. Nah, hal itu harus dilakukan upaya penggalangan
terhadap pejabat pemerintah seperti Menko Perekonomian.
"Biar para pejabat negeri ini memahami masalah rakyatnya," ujarnya.
"Bisa
dibayangkan adanya fasilitas pembebasan PpnBM atas mobil murah senilai
kurang lebih 1,8T, itu terjadi karena pemerintah tidak
memahami persoalan pemerintah DKI," imbuh Hasto.
Sehingga,
menurutnya, kebijakan tersebut bertabrakan dengan upaya mengatasi
kemacetan di Ibu Kota. "Sekiranya nilai tersebut dipakai untuk
memperbaiki angkutan umum kan akan bagus," lanjutnya.
Jokowi
bertemu dengan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menaiki Kereta Rel
Listrik (KRL) Commuter Line (CL) menuju Universitas Indonesia (UI) di
Depok, Jawa Barat, Selasa pagi.
Keberangkatan keduanya ke Depok
dalam rangka menghadiri acara 'Konsultasi dan Diskusi Publik terkait
masalah banjir, genangan, rob, penurunan muka tanah dan degradasi
lingkungan pesisir Ibu Kota NKRI'.
Keduanya bertemu di Stasiun
Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Jokowi mengaku diajak Hatta untuk
menaiki KRL tersebut. Namun PAN langsung memanfaatkan kemesraan ini
untuk menendang isu Jokowi-Hatta di 2014.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar