PDI Perjuangan menyatakan tidak akan terburu-buru mengusung Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden atau wakil
presiden dari partai itu. Hal ini terlepas dari beberapa hasil survei
yang mengatakan elektabilitas Jokowi tinggi.
Politisi PDI-P
Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya harus memperhitungkan perasaan
rakyat. "Saya kira semua survei mengatakan begitu. Tapi kami tidak ingin
terburu-buru. Kami harus berhitung. Rakernas di Bandung menyatakan,
keputusan akan diambil dewan pengurus di internal," ujar Ganjar di
sela-sela peringatan 40 hari meninggalnya Taufik Kiemas di Jakarta, Rabu
(17/7/2013).
Dia mengatakan, partainya harus berhati-hati dalam
mengusung calon presiden. Apalagi, Undang-Undang Pemilu Presiden pun
belum disahkan. "PDI-P harus berhati-hati. Saat UU Pilpres belum jadi,
terlalu cepat bicara capres," kata Gubernur Jawa Tengah terpilih itu.
Ia
menyatakan, pihaknya tidak khawatir, meski banyak parpol lain sudah
menggadang-gadang capresnya. Ia juga tidak khawatir bila Jokowi dilamar
jadi capres oleh partai lain. "Mereka (partai lain) belum tentu lolos (presidential threshold)," pungkas Ganjar.
Dia
mengungkapkan, salah satu pertimbangan yang diperhitungkan PDI-P
adalah, Jokowi belum sampai setahun memerintah di Jakarta. "Itu yang
kami pikirkan. Kalau kami mencalonkan Jokowi, apakah akan menyenangkan
rakyat atau malah menyakiti rakyat," katanya.
Dia menilai, Jokowi cukup bijak dalam menanggapi permintaan rakyat atau lamaran partai lain yang menginginkannya jadi presiden.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar