Memilih pemimpin tidak harus dilihat dari sering tidaknya masuk dan dibahas di media. Pemimpin harus mampu menjawab persoalan dan wajib dilihat rekam jejaknya.
Fenomena kegemilangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), misalnya. masyarakat di negara yang berkembang memang memiliki kecenderungan kagumi pemimpin yang kharismatik dan populis tanpa melihat kemampuan maupun rekam jejak.
"Tentunya masyarakat sangat menggandrungi tokoh yang mampu membaca tren kebutuhan masyarakat ," kata Pengamat Politik Siti Zuhro, Selasa (7/1/2014).
Sosok bersahaja dan sederhana seperti Jokowi, menjadi cerminan masyarakat luas, saat hedonisme dan oportunis yang tinggi, baik di legislatif maupun eksekutif dan yudikatif tidak lagi amanah. Kemudian, maraklah korupsi berjamaah lalu munculah idola seperti Jokowi.
Kegemilangan Jokowi, kata dia, tidak muncul begitu saja. Ia punya kharismatik sama seperti Soekarno dan Soeharto.
"Model mitos itu bukan baru di Indonesia, masyarakat Indonesia memang terobsesi memiliki pemimpin impian," ujarnya.
Sebelumnya, salah satu peserta Konvensi Capres Partai Demokrat (PD), Endriartono Sutarto menyebut fenomena kegemilangan Jokowi sebagai hal yang aneh.
Terkenalnya Jokowi menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk Pemilihan Presiden 2014 lantaran Jokowi sering masuk media. Padahal menjadi seorang pemimpin wajib dilihat rekam jejaknya.
Siti menilai kritikan Endriartono terhadap Jokowi dipengaruhi background-nya sebagai komandan militer yang mempunyai leadership ketokohan.
"Endriartono paham betul soal itu, karena karier tentara dari bawah. Hanya politik saja yang bisa loncat, makanya dia sangat heran sekali (Jokowi), kok bisa jadi kutu loncat, dia juga bingung," ucapnya.
Kritik Endriartono, kata Siti, tidak hanya pada Jokowi, ia juga mengingatkan agar semua pemimpin Indonesia memiliki bekal yang cukup, tidak hanya mitos belaka.
"Indonesia ini secara politiknya hobi memiliki mental asal terabas, seperti yang dibilang Mukhtar Lubis orang karbitan, tidak mau berkeringat, politik pencitraan yang menyesatkan," sindir Siti.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar