Setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyetujui untuk melanjutkan
megaproyek enam ruas tol dalam kota, tidak sedikit yang berpendapat
bahwa kebijakan Jokowi itu tak lagi pro-rakyat. Jokowi, yang selama ini
menggadang-gadang selalu membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat,
dipertanyakan akibat keputusan tersebut. Proyek enam ruas tol dalam kota
dinilai memberikan ruang kepada masuknya kendaraan pribadi.
Menanggapi
hal tersebut, Jokowi mengklaim kalau megaproyek enam ruas tol dalam
kota itu merupakan kebijakan yang prorakyat karena memberikan ruang bagi
transportasi massal untuk dapat melintas.
"Lho nggak pro gimana,
itu kan transportasi massal boleh masuk. Transportasi massal itu untuk
rakyat, biar kita bisa menikmati jalan tol. Setiap kepentingan rakyat,
apa pun itu, untuk transportasi massal, berarti rakyat kecil
terakomodasi," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (11/1/2013).
Untuk
kajian kota-kota besar lainnya, seperti Boston, Seoul, dan Chicago,
Jokowi mengatakan ruas tol di kota tersebut diruntuhkan karena
diperuntukkan bagi kendaraan pribadi. Ia pun mengaku, jika enam ruas tol
tersebut hanya digunakan untuk kendaraan pribadi, maka Jokowi tak akan
menyetujuinya.
"Saya bilang kan dua-duanya itu harus jalan. Kalau
jalannya kurang, mesti tambah jalan. Kalau transportasi massalnya
kurang, ya transpornya tambah. Jadi dua-duanya enggak mungkin hanya
tambah jalan saja, apalagi jalan tol," kata Jokowi.
Alat
transportasi massal yang dapat melintas di enam ruas tol dalam kota,
kata Jokowi, juga akan melalui proses. Untuk awalnya, yang dapat
melintasi enam ruas tol itu adalah transjakarta dan kopaja AC. Setelah
mendapatkan pemaparan dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,
Jokowi meyakini proyek itu dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi
kemacetan di Jakarta.
"Tadi sudah dirapatkan bahwa akan mengurangi
macet, lingkar jaringan dan radial, saya menangkap itu ada kontribusi
untuk mengurangi kemacetan," kata Jokowi.
Seperti diberitakan
sebelumnya, pembangunan enam ruas jalan tol dibagi empat tahap, yang
rencananya selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter
sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan
Koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37
triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38
kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung
Melayu sepanjang 9,65 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap
ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan
nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca
sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Jika
sudah selesai, maka keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol
lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan
terpisah dengan tol lingkar luar.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar