Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui megaproyek enam
ruas tol dalam kota. Sama seperti pembahasan megaproyek lainnya yang
dilakukan secara terbuka, Jokowi pun menjanjikan pembahasan proyek enam
ruas tol dalam kota dilakukan secara terbuka.
"Iya, dibuka,
monorel buka. MRT kalau sudah ada progres terbuka lagi. Enam ruas jalan
tol buka juga, buka semuanya biar masyarakat tahu," kata Jokowi, di
Balaikota Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Pemerintahan Jakarta Baru
yang diusung oleh Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mengedepankan
transparansi dan keterbukaan. Bahkan, momen-momen kegiatan mereka selalu
didokumentasikan dalam akun situs Youtube milik Pemprov DKI. Selain
itu, Jokowi juga pernah melakukan pertemuan terbuka dalam pembahasan
monorel, mass rapid transit (MRT) dan program ganjil-genap.
Pembahasan itu turut dihadiri oleh pihak pemerintah pusat, kepolisian, dan stakeholder lainnya
yang terkait. Beberapa pihak menyayangkan keputusan Jokowi yang
diputuskan melalui pertemuan tertutup sehingga tidak mendapat masukan
dari masyarakat, seperti dalam pengambilan keputusan untuk proyek enam
ruas tol dalam kota ini.
Salah satu yang menyesalkan inkonsistensi
Jokowi yang sebelumnya sangat menolak enam ruas tol dalam kota adalah
pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga. Tol dalam
kota tersebut, kata dia, tidak lagi berpihak pada transportasi massal
dan kota yang humanis. "Menurut saya, tawarkan ke publik. Uang Rp 42
triliun segitu banyak lebih baik digunakan untuk mengoptimalkan jalur
sepeda, transportasi massal, pejalan kaki, kan itu lebih dari cukup
daripada hanya untuk membangun jalan tol," kata Nirwono kepada Kompas.com.
Seperti
diwartakan, Jokowi akhirnya menyetujui megaproyek enam ruas jalan tol
dalam kota. Hal ini sangat kontras dengan janji-janjinya yang selalu ia
lontarkan saat masih berkampanye sebagai calon gubernur DKI yang menolak
penambahan jalan dan tol dalam kota.
Saat itu, ia mengatakan
kalau penambahan jalan dan tol dalam kota hanya memicu warga untuk
berbondong-bondong membeli kendaraan pribadi. Namun, Jokowi akhirnya
menyetujui megaproyek yang bernilai sekitar Rp 42 triliun itu dengan
catatan tol tersebut dapat dipakai untuk jalur busway dan transportasi
massal lainnya.
Hal tersebut diputuskannya setelah ia melaksanakan
pertemuan tertutup dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Pembangunan enam ruas jalan tol dibagi empat tahap yang rencananya
selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88
kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor
Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap
kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai
investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65
kilometer senilai Rp 6,95 triliun. Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah
Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun.
Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan
investasi Rp 5,71 triliun.
Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu
akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad
Development, tetapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar