Dua poros calon presiden akan bertarung pada 9 Juli 2014 mendatang, yakni koalisi Jokowi dan Prabowo. Prabowo Subianto
yang berlatarbelakang militer dianggap banyak publik sebagai sosok yang
tegas, namun hal itu tidak bagi Pengamat Politik Universitas Nusa
Cendana, Nusa Tenggara Timur, Rudi Rohi. Menurut rudi, justro Jokowi
lebih tegas daripada Prabowo.
Rudi menjelaskan mengukur dan
membandingkan ketegasan antara Jokowi dengan Prabowo sangat mudah.
Salah
satunya dengan melihat kembali rekam jejak dari kedua kandidat presiden
itu saat memimpin selama ini.
"Kalau ingin mengukur ketegasan
justru jokowi lebih tegas. Itu jelas sudah terbukti. Jokowi
menyelesaikan persoalan ketika dipercaya memimpin di Solo dan Jakarta.
Itu bukti ketegasan," kata Rudi di Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Jokowi,
kata Rudi, misalnya membawa Solo menjadi kota yang jauh lebih baik pada
saat ini. Sedangkan ketika dipercaya memimpin Jakarta, lanjutnya,
Jokowi berani tegas terhadap orang-orang yang berupaya menjadikan
Jakarta sebagai kota yang korup dan tidak manusiawi.
Sementara
Prabowo, dinilai Rudi, belum pernah menunjukkan ketegasan apa pun ketika
memegang tampuk pimpinan. Contohnya saja, lanjut Rudi, tidak tegasnya
Prabowo terhadap anak buahnya yang melakukan aksi penculikan.
"Itu
bentuk ketidaktegasan dari seorang pemimpin," ujar Rudi. Jadi, menurut
Rudi, rakyat jangan mau dikelabui dengan segala upaya membangun citra
ketegasan seorang pemimpim yang menyesatkan.
Sebab, kata Rudi,
ketegasan dalam memimpin tidak bisa diukur dan dinilai dari kegantengan
atau kegagahan seseorang. Ketegasan pemimpim, lanjut Rudi, bisa dinilai
dari konsistensi dalam mengambil keputusan.
"Kalau suka
marah-marah, emosi dan nada suara yang tinggi atau maskulinitas dianggap
sebuah ketegasan itu sangat keliru. Ketegasan bukan dicirikan atau
disimbolkan dengan maskulinitas, tapi konsisten pada prinsipnya. Yang
namanya tegas adalah bagaimana seorang pemimpin berani membuat keputusan
walaupun tidak populis," ujar Rudi.
Selain itu, Rudi
mengingatkan, ketegasan yang hanya mencerminkan sosok maskulinitas dari
seseorang justru berpotensi melahirkan kekerasan. Sebab, lanjutnya,
'ketegasan' macam itu hanya mengandalkan sisi kekuatan fisik, namun
mengabaikan keteguhan dalam berprinsip. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar