Peningkatan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang kian hari kian memuncak menimbulkan efek samping berupa panen kritik keras dari segala penjuru. Hal ini dianggap wajar oleh
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Maruarar Sirait (Ara) saat dihubungi.
"Dalam
perpolitikan, peringkat Jokowi di berbagai survei itu tinggi sekali.
Tentu reaksi seperti itu (Jokowi jadi sasaran tembak) macam-macam.
Wajar-wajar saja," kata Ara,
Senin (25/11/2013).
Menurut Ara, Jokowi harus tegar
menghadapi berbagai penilaian seperti itu. Isu-isu yang berseliweran di
tahun politik ini akan menjadikan Jokowi semakin 'matang'.
"Jokowi
manusia biasa yang harus siap menghadapi tekanan. Kematangan dia diuji.
Pemimpin itu perlu matang menghadapi kritik subjektif ataupun
objektif," kata Ara.
Ara optimis, Jokowi bisa melalui
berbagai kritik dan penilaian yang datang bertubi-tubi. Jokowi akan
tetap teguh berorientasi pada kerja nyata, bukan pencitraan yang
mengharap penilaian manis.
"Tahun 2014 adalah tahun berakhirnya politik pencitraan, berganti dengan politik kinerja yang solutif," kata Ara.
Ara
juga menuturkan bahwa tingginya elektabilitas PDIP tidak semata-mata
ditentukan oleh faktor ketokohan Jokowi, yang kini dianggap sebagai
'sasaran tembak'. Masih ada faktor sikap partai, faktor kesolidan
partai, dan faktor program yang menjadikan PDIP diminati masyarakat.
Sebelumnya
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari melihat ada 3 alasan PDIP menggantung pencapresan Jokowi. Yang pertama untuk melihat elektabilitas
Jokowi di 2014, melindungi Jokowi yang mulai jadi 'sasaran tembak', dan
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mungkin saja masih pengin
nyapres.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar