Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan data Badan Pusat
Statistik yang kurang akurat tentang warga miskin. Akibatnya, banyak
warga miskin yang tidak menerima bantuan langsung sementara masyarakat
(BLSM atau balsem).
"Enggak tahu kenapa gitu. Datanya BPS gimana sih, kayak enggak tahu saja," ujar Jokowi saat hendak beranjak dari kantornya, Jumat (5/7/2013).
Meski demikian, Jokowi enggan berbicara terlalu jauh tentang hal
tersebut karena merasa itu bukan wewenangnya. Ia memilih melakukan
"operasi diam-diam" dengan memberikan bantuan ke sejumlah warga miskin
yang tak tersentuh BLSM.
"Kok tahu saya kasih? Orang saya enggak ke sana juga, kan? Ya,
kemarin saya kirim," kata Jokowi tentang bantuan uang yang ia berikan
kepada Isroni alias Yoyon (62), warga miskin di Pecenongan, Jakarta
Pusat.
Jokowi mengaku tak hapal jumlah warga miskin yang sudah ia bantu.
Yang terakhir ia tahu, ia memberikannya kepada Yoyon dan seorang pria
yang mengidap penyakit meningitis di Jakarta Barat. Jokowi mengaku tidak
memiliki maksud apa-apa atas pemberian "bantuan langsung Jokowi" itu.
"Atas dasar apa, ya? Ya, dia harusnya dapat, kok malah enggak dapat. Itu saja," katanya.
Dua hari lalu seorang ajudan Jokowi mengunjungi rumah Isroni atau
Yoyon (62) yang tinggal di gubuk reyot di Jalan Kingkit I No 20, RT
09/RW 04, Pecenongan, Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat. Melalui
ajudannya, Jokowi memberikan uang sebesar Rp 600.000.
Yoyon yang tinggal hanya beberapa ratus meter dari Istana
Presiden tidak mendapat BLSM. Padahal, sehari-hari janda miskin itu
hidup dengan mengandalkan bantuan tetangganya. Dua tahun lalu, ia masuk
dalam daftar penerima bantuan langsung tunai (BLT). Entah bagaimana,
namanya kini tidak ada dalam daftar penerima BLSM. Padahal, Yoyon masih
tergolong miskin.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar