Wajahnya berbinar. Kedua tangannya membopong kardus warna coklat. Di
halaman kantor Unit Pengelola Teknis Peralatan dan Perbekalan Dinas
Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta
Utara, Mukandar (57) tak bisa menutupi kegembiraannya, Kamis (4/7/2013)
petang.
Penjaga Pintu Air Kramatjati, Jakarta Timur, itu bergegas menuju
sepeda motornya di tempat parkir. Kardus berisi aneka bahan kebutuhan
pokok itu dia tutup dengan plastik agar terlindung dari guyuran hujan.
Seperti Mukandar, sukacita juga tampak di wajah tenaga honorer
penjaga pintu air dan penyaring sampah Dinas PU DKI Jakarta sore itu.
Selain bertatap muka dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, 545
petugas juga diundang untuk mengambil sumbangan bahan pangan.
Kotak coklat itu bertuliskan "Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
1434 H". Isinya, antara lain, minyak goreng, sirup, kue kering, dan
gula. Hal ini merupakan rutinitas tahunan. Namun, bagi Mukandar,
pembagian kali ini terasa istimewa.
"Saya menerimanya langsung dari Pak Jokowi. Tadi salaman dan
menyapanya dari dekat. Enam tahun jadi penjaga pintu, baru kali ini
bertemu Gubernur," kata Mukandar.
Suasana ruangan tempat acara itu digelar terasa hangat dan guyub.
Tak ada sekat antara pejabat dan petugas lapangan. Para penjaga pintu
air itu dengan ceria dan terbuka menyampaikan perasaannya.
Salah satu petugas pintu air membuka dialog dengan menyampaikan
dukungannya kepada Jokowi. "Saya selalu siaga di rumah pompa. Penuh
sukacita mengemban amanat. Semoga kami lebih dapat perhatian," ujarnya.
Sebelum bertemu Jokowi, mereka dihibur pentas musik dangdut. Beberapa "melantai", berjoget bareng penyanyi.
Aneka celotehan dilontarkan beberapa petugas kepada Jokowi. Ada
yang meminta uang lembur khusus bagi penyaring sampah, meminta perhatian
untuk penanganan sampah di kali, dan minta diangkat jadi pegawai negeri
sipil. Ada pula yang blakblakan minta tunjangan hari raya (THR).
"Pak, THR, Pak!" celoteh salah satu dari mereka yang segera disambut tawa meriah.
”Kok, THR, ini urusan pompa dulu,” jawab Jokowi yang juga disambut tawa.
”Kerja dulu yang benar. Jangan terlambat lapor dan atasi masalah.
Sebab, hanya dalam hitungan menit atau jam, keterlambatan bisa memicu
banjir,” kata Jokowi.
Ada dua hal yang disampaikan Jokowi. Pertama, terkait peran
petugas di lapangan. ”Saudara ini kunci. Banyak yang tidak melihat dan
merasakan betapa pentingnya saudara bagi Jakarta. Jangan teledor,” kata
Jokowi memotivasi petugas.
Kedua, terkait perawatan dan pemeliharaan pompa. ”Jika ada yang
rusak, segera lapor ke atasan. Jika tak ada reaksi, lapor saja ke
atasannya lagi. Jika tetap tak ada tindakan atau solusi, lapor langsung
ke Gubernur,” lanjut Jokowi.
Sore itu, Jokowi berulang memotivasi petugas. Dia menuntut
tanggung jawab penuh dari petugas. Dia tak ingin peran kunci itu
dilaksanakan dengan main-main. Soal perbaikan kesejahteraan, lanjut
Jokowi, dia mengaku sudah membicarakannya dengan pejabat dinas terkait.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar