Program e-ticketing TransJakarta sudah direalisasikan Pemprov DKI
Jakarta sejak Januari lalu. Akan tetapi hingga saat ini masih sedikit
pengguna TransJakarta yang menggunakan layanan tersebut. Apa masalahnya?
"Mendorong
orang untuk memakai itu tidak gampang. Perlu waktu dan sosialisasi
karena kan baru 6 bulan, menurut saya perlu 2 hingga 3 tahun baru bisa,"
ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Kantor Balaikota, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013).
Selama
sosialisasi, hal yang akan terus dilakukan Pemprov antara lain dengan
melakukan integrasi e-ticketing dengan transportasi umum lainnya.
"Kita
tidak akan memaksa dulu. (Nanti kalau sudah sosialisasi) kalau tidak
pakai e-ticketing tidak bisa naik kendaraan umum misalnya," jelas
kolektor belasan kemeja putih itu.
Pada 26 April 2013, Jokowi menyebutkan rencananya mengintegrasikan e-ticketing bus TransJakarta dengan semua jenis kendaraan.
"Itu
sudah kita bicarakan bulan Desember. Jadi KRL terintegrasi dengan
busway. Ke depannya dengan monorel, MRT, semuanya. Nanti akan
terkoneksi. Kalau nanti manajemen Kopaja, Metromini, bisa kita atur,
juga akan terkoneksi. Ini memang semuanya mau kita," kata Jokowi kala
itu.
Pada Januari 2013, e-ticketing bus TransJ untuk koridor I
(Blok M-Kota) diluncurkan Jokowi. E-ticketing dapat mengurangi antrean
penumpang.
Warga yang telah membeli kartu e-ticket hanya perlu
menempelkan kartunya di mesin eletronik dan palang pintu akan terbuka.
Harga perdana e-ticket Rp 50 ribu sudah termasuk pulsa dan dapat diisi
ulang di 5 bank yang ditunjuk yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, BCA, dan
Bank DKI.
Sumber :
detik.com
lama sekali harus menunggu 2-3 tahun
BalasHapus