Susunan kabinet Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi mendapat
banyak pemberitaan di negeri tetangga termasuk Australia. Selain
komposisi kabinet, beberapa media juga mengkontraskan pengangkatan
delapan perempuan sebagai menteri kabinet di Indonesia, dengan di
Australia hanya ada satu yaitu Menlu Julie Bishop.
"Wanita
Berkedudukan Tinggi: Indonesia 8, Australia 1," demikian judul salah
satu media The New Daily. Indonesia sudah mengangkat banyak menteri
wanita, dan sekaligus mengungguli Australia dalam soal keterwakilan
perempuan, lanjut media tersebut.
Walau jumlah ini belumlah bisa
disebut sebagai betul-betul setara dalam hal peran laki-laki dan
perempuan, namun menurut The New Daily ini sudah merupakan hal yang luar
biasa.
"Ini memang hal yang tidak biasa, jumlah menteri kabinet
wanita terbanyak dalam sejarah Indonesia." kata pengamat politik dari
Deakin University, Prof Damien Kingsbury kepada The New Daily.
Media
ini juga mengatakan bahwa dalam soal pimpinan tertinggi negara,
Indonesia juga sudah lebih maju dari Australia. Julia Gillard baru
menjadi perdana menteri wanita pertama di Australia di tahun 2010,
sementara Indonesia sudah mengangkat Megawati Sukarnoputri sebagai
presiden wanita pertama di tahun 2001.
Sebuah media lain bernama Women's Agenda juga menyoroti hal yang sama.
"Dalam
soal persentase, ini berarti wanita memiliki 23,5 persen jabatan di
kabinet Indonesia, sementara di Australia, wanita hanya 5 persen dalam
kabinet. Kabinet Indonesia memang belum betul-betul setara dalam soal
gender, namun 23,5 persen sudah jauh lebih tinggi dibandingkan 5 persen.
Bukankah sudah waktunya pemerintah menangani masalah ini?" tulis
Georgina Dent di Women's Agenda.
Australia Indonesia Center (AIC)
di Monash University di Melbourne juga menurunkan artikel yang merangkum
berbagai pendapat mengenai susunan kabinet baru.
Dalam bagian
mengenai menteri wanita, AIC tidak saja membahas jumlahnya, namun juga
menampilkan ulasan mengenai tiga orang menteri yaitu Menteri Luar Negeri
Retno Marsudi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Prof Yohana Yembise dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menlu
Retno sekarang mengikuti jejak Menteri Luar negeri Australia Julie
Bishop sebagai menteri luar negeri pertama yang diangkat di Indonesia.
Dalam soal latar belakang Prof Yohana dan Susi, AIC mengkontraskan keduanya.
"Bila
Professor Yohana memiliki latar belakang pendidikan akademik yang
mengesankan, menteri lainnya, Susi Pudjiastuti meninggalkan bangku
sekolah ketika kelas 2 SMA untuk membangun usaha sendiri. Sekarang dia
sudah menjadi salah satu pengusaha paling berhasil di Indonesia di
bidang perhubungan udara dan perikanan, dan akan memainkan peran penting
dalam salah satu kebijakan utama Presiden Jokowi di bidang kelautan,"
tulis AIC.
Juga ditampilkan kicauan dari Dubes Norwegia untuk
Indonesia,Stig Traavik. "Selamat Bu Mentri, dan saya berjanji Norwegia
akan bekerja erat dalam memastikan perikanan yang kuat dan berkelanjutan
di Indonesia," tulis Traavik. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar